Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Resmi ke Bayern Muenchen, 4 Legasi Sadio Mane, dan Era Baru Lini Serang Liverpool

23 Juni 2022   09:57 Diperbarui: 24 Juni 2022   08:18 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa jam lalu, Bayern Muenchen memaklumkan. Sadio Mane resmi menjadi bagian dari mereka. Pemain kelahiran Banbali, Senegal, 30 tahun silam diikat kontrak hingga 30 Juni 2025.

Bagi Die Rote, kedatangan Mane adalah kabar gembira. Bagi The Reds pun demikian. Setidaknya mereka mendapat total 35 juta euro dengan rincian 32 juta euro (sekitar 27,4 juta poundsterling)  sebagai mahar plus 7,7 juta poundsterling sebagai bonus berdasarkan jumlah penampilan berikut pencapaian bersama klub maupun individu nanti.

Angka tersebut sedikit lebih tinggi dari harga beli. Mane ditebus 34 juta euro dari Southampton pada 2016 lalu.

Memang, Liverpool sebenarnya ingin mendapatkan uang lebih banyak dari penjualan Mane. Angka 42,5 juta pounds (Rp 771 miliar) yang dipatok di awal kemudian berubah seiring negosiasi yang dilakukan para pihak.

Selain mendapat surplus fulus, Liverpool sudah memanen performa maksimal dari sang pemain. Tentang yang kedua itu, kepergian Mane pun meninggalkan kekecewaan dan kesedihan.

Ada yang menyayangkan Mane harus dilepas. Padahal pemain itu sama sekali tidak menunjukkan tren penurunan. Konsistensinya mengisi lini serang Si Merah tak sanggup digeser oleh para pemain top yang datang belakangan seperti Mohammed Salah, Roberto Firmino, hingga Diogo Jota dan Luis Diaz.

Mane malah bisa menyesuaikan diri dan tampil padu bersama para pemain depan lainnya. Bersama Salah dan Firmino mereka membentuk trio Firmansah yang menakutkan.

Gonjang-ganjing terkait kontrak, yang juga terjadi pada Salah dan Bobby Firmino, belakangan ini kemudian dipertegas oleh sikap Mane yang ingin mencari tantangan baru.

Walau masih terikat kontrak setahun lagi, sang pemain bersikukuh pergi.  Salah mengatakan FC Hollywood adalah klub tepat di waktu yang tepat.

Legasi Mane

Seperti disinggung di awal, kepergian Mane akan meninggalkan tanda tanya. Tidak hanya pada masa depan sang pemain di Bundesliga, juga nasib lini serang Liverpool.

Sebelum itu terjadi, baiklah kita sedikit bernostalgia dengan Mane dan Liverpool. Pemain ini pergi dengan membawa serta harapan dan kesedihan baik dari Jurgen Klopp, Salah dan para pemain Liverpool, juga para penggemar tim kota pelabuhan itu.

Pertama, sejak bergabung pada 2016 silam, Mane sudah mencetak 120 gol dalam 269 pertandingan. Ia mengakhiri musim lalu dengan 23 gol di semua kompetisi.

Bagi Klopp, Mane adalah rekrutan pertama Klopp. Sekaligus salah satu yang paling berhasil, selain Salah yang tiba pada 2017, dari pria Jerman yang mendarat di Anfield pada Oktober 2015.

Mane menjadi bagian penting dari kebangkitan Liverpool dengan kontribusi besarnya di lini depan. Dalam lima musim, bersama Bobby Firmino dan Salah, mereka sudah mencetak 338 gol di semua kompetisi.

Beberapa gelar mereka rengkuh, mulai dari Liga Champions Eropa pada 2019 dan mengakhiri puasa gelar Liga Primer Inggris selama 30 tahun.

Kedua, masih tentang statistik Mane. Bila kita membuka lembaran sejarah, Mane ikut menyumbang 13 gol di musim pertamanya di Liverpool. Jumlah gol tersebut ikut membantu Liverpool kembali ke Liga Champions Eropa setelah absen beberapa musim.

Itu menjadi awal dari kebangkitan Liverpool. Dalam dua tahun mereka menjadi juara Eropa. Dalam 12 bulan berselang menjadi jawara Liga Primer Inggris.

Mane menjadi pembeda dengan mencetak gol-gol di saat-saat krusial. Mencetak gol kandang dan tandang ke gawang Villarreal di semifinal Liga Champions. Juga golnya ke gawang Manchester City pada April dan sundulan luar biasa ke gawang Aston Villa sebulan berselang yang membawa Liverpool ke jalur persaingan hingga pekan terakhir dengan sang juara, Manchester City.

Dua kali menjadi runner-up Liga Champions Eropa dan dua kali menempati posisi kedua di klasemen akhir Liga Primer Inggris, melengkapi trofi Piala FA dan Piala Liga Inggris musim 2021/2022 yang menjadi akhir dari pengabdian Mane.

Ketiga, konsistensi Mane juga terlihat sebagai pemain yang bisa beroperasi di berbagai posisi. Ia bermain di kanan di musim perdana. Selanjutnya, dominan di sisi kiri untuk memberi tempat kepada Salah. Kemudian, belakangan ini, ia bisa bermain di tengah.

Dinamisme Mane tidak mengendurkan semangat dan mengurangi ketajamannya. Ia bisa beroperasi dengan sama baiknya dalam setiap rencana Klopp.

Grafik performa Sadio Mane selama enam musim bersama Liverpool: bbc.com
Grafik performa Sadio Mane selama enam musim bersama Liverpool: bbc.com

Kemampuannya menemukan ruang, memanfaatkan peluang, yang didukung oleh kemampuan dribbling dan passing yang akurat, membuat Mane menjadi salah satu momok bagi barisan pertahanan lawan.

Pemain ini tidak memiliki fisik seperti rata-rata pemain Eropa umumnya. Namun, ia memiliki kekuatan, kecepatan, dan daya akselerasi  luar biasa. Tidak hanya untuk membantu serangan, tetapi juga dalam penyelesaian akhir.

Keempat, di balik bakat luar biasa, Mane tetaplah sosok yang rendah hati dan saleh. Banyak rekaman gambar dan video yang memperlihatkan keceriaan, keramahan, dan kepeduliannya. Kepribadiannya itu menuai apresiasi dari banyak pihak.

Kualitas Mane yang terpancar baik di dalam maupun di luar lapangan menjadi kenangan bagi Liverpool. Klopp mengakui Mane sebagai salah satu pemain terhebat yang pernah dimiliki Liverpool. Kepergiannya adalah kehilangan bagi The Reds.

Era baru

Patut diakui usia Mane tidak muda lagi. Begitu juga trio Firmansah umumnya.  Hijrahnya Mane menandai akhirnya sebuah era di Anfield.

Liverpool tentu sudah memiliki rencana tertentu di balik keberaniannya melepas Mane. Dari arah berlawanan, Liverpool sudah menyiapkan peta jalan baru untuk lini depan The Reds.

Kehadiran Jota dan Diaz, serta akuisisi sejumlah talenta muda seperti Darwin Nunez dan belakangan, Fabio Carvalho dari Fulham, adalah upaya Liverpool untuk meremajakan lini serangnya.

Dua pemain yang disebutkan pertama sudah berada di jalur positif. Sementara para pendatang baru masih perlu diuji. Apakah Nunez atau Carvalho sangguh mengisi kekosongan setelah Mane pergi?

Butuh waktu untuk menjawabnya. Secara potensial, mereka memiliki peluang dan modal untuk menjadi besar atau lebih besar dari Mane.

Nunez yang lebih sering berperan sebagai penyerang tengah sanggup mencetak 34 gol dalam 41 laga bersama Benfica. Performanya menghadapi Liverpool di perempat final Liga Champions membuat Klopp kepincut.

Kecepatan dan kemahirannya mengolah bola adalah sebagian kecil dari daya tarik Nunez yang membuat Liverpool rela merogoh kocek dalam-dalam.

Tentang Nunez, Klopp, melansir BBC.com, berujar, "Dia memiliki semua bagian yang kami cari. Dia dapat mengatur tempo, membawa energi, dapat mengancam ruang dari area tengah dan luas dan dia agresif dan dinamis dengan gerakannya."

Pemain masa depan Uruguay itu diharapkan bisa membentuk kekuatan baru lini depan Liverpool bersama Jota dan Diaz yang sukses menjalani masa adaptasi.

Diaz yang berkembang di luar dugaan, tidak hanya mencetak gol, tetapi juga memberikan asis, dan membuka ruang, menjadi penopang sisi kiri Liverpool. Sementara Jota mampu memberikan tekanan dan bisa beroperasi secara efektif di berbagai sisi di lini depan.

Mane, dalam wawancara perpisahan untuk situs Liverpool, berkata demikian.  "Sungguh aneh tidak lagi menjadi pemain Liverpool, tetapi saya memiliki waktu yang luar biasa. Saya akan menjadi penggemar nomor satu Liverpool selamanya."

Ya, seperti Mane, para penggemar pun akan mulai mengakrabi keanehan tim kesayangannya setelah enam musim bersama Mane.

Lebih dari itu, akan seperti apa era baru lini serang Liverpool pasca-Mane? Apakah Klopp akan kembali meraih kesuksesan di fase keduanya di Merseyside?

Waktu yang akan menjawab. Sebelum itu, bersama segenap fan Liverpool, kita patut mengapresiasi dan mengucapkan sayonara kepada Mane.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun