Seperti disinggung di awal, kepergian Mane akan meninggalkan tanda tanya. Tidak hanya pada masa depan sang pemain di Bundesliga, juga nasib lini serang Liverpool.
Sebelum itu terjadi, baiklah kita sedikit bernostalgia dengan Mane dan Liverpool. Pemain ini pergi dengan membawa serta harapan dan kesedihan baik dari Jurgen Klopp, Salah dan para pemain Liverpool, juga para penggemar tim kota pelabuhan itu.
Pertama, sejak bergabung pada 2016 silam, Mane sudah mencetak 120 gol dalam 269 pertandingan. Ia mengakhiri musim lalu dengan 23 gol di semua kompetisi.
Bagi Klopp, Mane adalah rekrutan pertama Klopp. Sekaligus salah satu yang paling berhasil, selain Salah yang tiba pada 2017, dari pria Jerman yang mendarat di Anfield pada Oktober 2015.
Mane menjadi bagian penting dari kebangkitan Liverpool dengan kontribusi besarnya di lini depan. Dalam lima musim, bersama Bobby Firmino dan Salah, mereka sudah mencetak 338 gol di semua kompetisi.
Beberapa gelar mereka rengkuh, mulai dari Liga Champions Eropa pada 2019 dan mengakhiri puasa gelar Liga Primer Inggris selama 30 tahun.
Kedua, masih tentang statistik Mane. Bila kita membuka lembaran sejarah, Mane ikut menyumbang 13 gol di musim pertamanya di Liverpool. Jumlah gol tersebut ikut membantu Liverpool kembali ke Liga Champions Eropa setelah absen beberapa musim.
Itu menjadi awal dari kebangkitan Liverpool. Dalam dua tahun mereka menjadi juara Eropa. Dalam 12 bulan berselang menjadi jawara Liga Primer Inggris.
Mane menjadi pembeda dengan mencetak gol-gol di saat-saat krusial. Mencetak gol kandang dan tandang ke gawang Villarreal di semifinal Liga Champions. Juga golnya ke gawang Manchester City pada April dan sundulan luar biasa ke gawang Aston Villa sebulan berselang yang membawa Liverpool ke jalur persaingan hingga pekan terakhir dengan sang juara, Manchester City.
Dua kali menjadi runner-up Liga Champions Eropa dan dua kali menempati posisi kedua di klasemen akhir Liga Primer Inggris, melengkapi trofi Piala FA dan Piala Liga Inggris musim 2021/2022 yang menjadi akhir dari pengabdian Mane.
Ketiga, konsistensi Mane juga terlihat sebagai pemain yang bisa beroperasi di berbagai posisi. Ia bermain di kanan di musim perdana. Selanjutnya, dominan di sisi kiri untuk memberi tempat kepada Salah. Kemudian, belakangan ini, ia bisa bermain di tengah.