Sebaliknya, Indonesia bisa melakukan transisi dengan cepat. Dengan tanpa penyerang murni, trio Irfan Jaya, Saddil Ramdani, dan Lilipaly bisa meningkatkan akselerasi serangan Indonesia. Gol Rachmat Irianto adalah bukti paling jelas dari efektivitas permainan Indonesia. Setelah digempur, Indonesia bisa bangkit memberikan serangan balik mematikan.
Keempat, peran Shin Tae-yong tidak terbantahkan. Dialah sang arsitek sekaligus motivator. Taktik, formasi, hingga suntikan semangat adalah bagian tak terpisahkan dari kerja Shin Tae-yong yang berbuah manis kali ini.
Ada hal menarik yang dikemukakan Rachmat Irianto usai pertandingan.
"Di babak kedua kami ikuti arahan pelatih bahwa kita harus lebih bekerja keras dan memilii motivasi yang tinggi untuk memenangkan pertandingan."
Kesaksian dari putra mantan pemain timnas Indonesia, Bejo Sugiantoro itu lebih dari cukup menggambarkan peran penting pelatih asal Korea Selatan itu.
Kelima, memang tidak mudah bagi para pemain Indonesia untuk beradaptasi dengan cuaca Kuwait yang membara dengan suhu 40 derajat celcius.
Butuh perjuangan ekstra bagi skuad Merah Putih untuk menyesuaikan diri dengan tantangan eksternal. Seperti dikatakan Rachmat Irianto, babak pertama mereka kewalahan.
Bisa dipahami, tentu saja. Namun, hambatan alam itu tidak membuat mereka patah semangat. Kondisi cuaca yang begitu panas tidak menjadi alasan untuk menyerah. Mereka menolak tunduk pada alam dan segala rasa rendah diri.
Dengan semangat Garuda di dada, tim Indonesia berjuang sekuat-kuatnya dan bertarung sehormat-hormatnya. Kemenangan ini adalah rangkuman dari segala perjuangan tim yang tak kenal lelah.
Kemenangan ini memberikan banyak pengaruh positif. Mengakhiri riwayat minor dan membuat mulut media Kuwait tak bisa berkata-kata.
Lebih penting dari itu. Hal ini menunjukkan peningkatan permainan tim yang diharapkan bisa berbuah kemenangan saat menghadapi Yordania (Minggu, 12 Juni 2022 siang WIB), dan Nepal (Rabu, 15 Juni 2022 siang WIB).