Bertanding di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, adalah dampaan setiap pebulu tangkis, tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga mancanegara. Tidak terkecuali bagi Putri Kusuma Wardani dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.
Para pemain muda Indonesia ini mendapat kesempatan untuk merasakan atmosfer Istora saat ambil bagian di Indonesia Masters 2022 yang sudah dimulai sejak Selasa, 7 Juni 2022.
Turnamen tersebut masuk level Super 500 yang menggaransi 9.200 poin bagi para pemenang dan berkesempatan memperebutkan total hadiah sebesar 360 ribu USD atau sekitar Rp 5 miliar.
Bagi Putri KW dan Pram/Yere meraih poin maksimal dan hadiah tertinggi merupakan target ambisius. Mereka bukan para unggulan. Mereka harus bersaing dengan para pemain top yang tak mau absen "Ngistora" lagi setelah menunggu lebih dari dua tahun.
Bagi mereka menjadi juara adalah bonus. Yang terpenting adalah menambah jam terbang. Bermain di kandang sendiri dan meladeni para pemain unggulan menjadi kesempatan emas untuk meningkatkan level permainan, mempertebal semangat, dan mental bertanding.
Merujuk status unggulan dan daftar pemain yang ambil bagian di Indonesia Masters kali ini, Putri KW dan Pram/Yere jelas tidak masuk hitungan. Mereka adalah para pendatang baru di turnamen level atas.
Putri terlihat begitu antusias menyambut turnamen Super 500 pertamanya. "Saya sangat excited dan langsung masuk ke Istora," demikian pebulu tangkis 19 tahun kelahiran Tangerang, melansir siaran pers Humas PP PBSI, Senin (6/6/2022).
Begitu juga Pram/Yere. Pramudya begitu termotivasi untuk memberikan performa terbaik. Dukungan penonton bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, bisa meningkatkan semangat. Di sisi berbeda, bila stimulus itu tidak dikemas secara baik, justru bisa mendatangkan kecemasan dan kegugupan.
"Hal itu tentu membuat saya akan sedikit mengontrol emosi untuk bisa tampil fokus di setiap laganya," aku Pramudya.
Menantang raksasa
Putri KW adalah salah satu pemain tunggal putri tanah air yang diharapkan terus membaik grafik penampilannya.
Ia sudah membuktikan kualitasnya dengan merebut dua gelar di kelas senior, masing-masing di Spain Masters Super 300 2021 dengan mengalahkan Line Christophersen dari Denmark, 21-15 dan 21-10.
Lalu, ia naik podium tertinggi di Orleans Masters Super 100 2022 usai membekuk pebulu tangkis senior dari Amerika Serikat, Iris Wang, 7-21, 21-19, dan 21-18.
Tren positif yang sudah ditorehkan sejak dari level junior diharapkan tetap terjaga. Termasuk saat naik ke turnamen dengan level yang lebih tinggi seperti Indonesia Masters 2022.
Dengan ranking dan poin dunia yang masih sedikit, Putri KW pun harus mengawali sepak terjangnya di Istora dari babak kualifikasi.
Putri KW menghadapi Doha Hany dari Mesir di hari pertama. Unggul peringkat dunia dan jam terbang, Putri KW sungguh tanpa kesulitan memetik kemenangan atas pemain ranking 90 BWF itu dengan skor akhir 21-14 dan 21-8.
Kemenangan kurang dari 20 menit itu menjadi ajang pemanasan bagi pemain peringkat 53 BWF itu sebelum menghadapi lawan yang lebih tangguh.
Ternyata benar. Putri KW akan berhadapan dengan unggulan enam dari China, He Bing Jiao. Usia tak terlalu terpaut jauh. Tetapi tidak dalam hal prestasi dan peringkat dunia. He yang berusia 25 tahun sudah masuk jajaran tunggal putri papan atas.
He kini menempati posisi sembilan BWF, jauh di depan Putri KW. Ini akan menjadi pertemuan pertama mereka.
Situasi ini tentu membuat Putri KW lebih percaya diri. Putri tidak didikte dan dipengaruhi rekor pertemuan. Sebagai pemain non-unggulan, ia pun kian terpacu untuk membuat kejutan.
Dengan keunggulan postur tubuh, Putri KW bisa mencuri poin demi poin. Memang tidak mudah maladeni He yang dikenal ulet dan tangguh. Namun, dukungan publik tuan rumah sekiranya membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Kita berharap Putri KW membuat sejarah dengan menumbangkan "raksasa" di Istora. Bila mampu meladeni He, maka peluang Putri KW untuk melangkah lebih jauh terbuka lebar. Putri KW baru akan bertemu unggulan lainnya di babak semifinal.
Semoga skenario indah ini berpelukan dengan hasil di lapangan pertandingan, Rabu (8/6/2022) nanti.
Peluang Pram/Yere
Berbeda dengan Putri KW, Pram/Yere tidak perlu melewati babak kualifikasi. Keduanya langsung tampil di babak 32 besar. Lawan yang dihadapi adalah Manu Attri/B. Sumeeth Reddy dari India.
Pram/Yere yang berstatus Juara Asia 2022 sempat kesulitan di awal pertandingan. Namun, keduanya bisa mendapatkan kembali pola permainan terbaik di dua gim untuk menyudahi perlawanan pasangan ranking 45 BWF dengan skor 19-21, 21-11, dan 21-8.
PraYer yang kini menduduki ranking 19 BWF harus terlibat "perang saudara" menghadapi seniornya, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Fajar/Rian mengantongi tiket 16 besar setelah melewati hadangan pasangan senior-junior Malaysia, Goh V Shem/Low Juan Shen yang merangkak dari babak kualifikasi, 21-14 dan 21-17.
Di atas kertas, Fajar/Rian sedikit diunggulkan. Ranking dunia dan daftar unggulan lebih berpihak kepada juara Swiss Open 2022 itu.
Namun, PraYer adalah salah satu pasangan muda Indonesia yang tengah naik daun. Gelar Juara Asia tahun ini adalah bukti. Keduanya menjadi bintang muda yang patut diwaspadai.
Walau kalah secara peringkat, PraYer ternyata unggul atas FajRi dalam "head to head." PraYer belum terkalahkan dalam dua pertemuan terakhir.
Di pertemuan sebelumnya, di Kejuaraan Asia 2022, PraYer mengalahkan pasangan ranking tujuh BWF itu, 22-20, 13-21, dan 21-18. Kemenangan yang kemudian ikut mengantar PraYer ke tangga juara.
Saya memprediksi, duel ini akan sengit. PraYer ingin kembali mengukir prestasi dengan terlebih dahulu melewati senior mereka.
Sementara FajRi ingin mengakhiri rentetan kemenangan PraYer. Sekaligus menunjukkan diri sebagai salah satu unggulan yang sungguh diperhitungkan.
Terlepas dari siapa pemenang laga ini, lawan tangguh akan menanti di babak selanjutnya. Peluang besar wakil Indonesia bertemu unggulan tiga, Lee Yang/Wang Chi-Lin.
Pasangan Taiwan itu sepertinya bisa melewati hadangan Hee Yeong Kai Terry/Loh Kean Hean dari Singapura dengan mudah.
Setelah menyaksikan dua wakil Merah Putih saling jegal, para penonton akan disuguhkan tontonan menarik saat menghadapi pasangan yang begitu berjaya di awal tahun lalu.
Kita tentu berharap, langkah pasangan Indonesia tidak sampai terhenti. Di pool yang sama, ada Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, unggulan dua yang dikepung para pemain Korea Selatan.
Di pool atas masih bertahan sejumlah andalan, mulai dari The Minions, julukan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang masih menjadi unggulan pertama, berikut Sabar Karyama Gautama/Moh Reza Pahlevi Isfahani yang membuat kejutan dengan menyingkirkan juara All England 2022, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, serta pasangan muda lainnya, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, Â peraih medali emas SEA Games 2021 Vietnam.
Dari sekian banyak wakil ganda putra Indonesia yang masih bertahan, sekiranya membuat sektor ini tetap diharapkan bisa menyumbang prestasi sebagaimana ditunjukkan sejak awal tahun ini. Tiga pasangan senior dan dua pasangan junior akan menghadapi jalannya masing-masing menuju podium.
Apakah Pram/Yere bakal menjadi kuda hitam di Indonesia Masters 2022? Kita lihat saja!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H