Bagaimana persisnya permainan sepak bola amputasi? Berapa orang dalam satu tim? Bagaimana ukuran lapangan dan durasi pertandingan? Apakah ada organisasi tingkat dunia seperti FIFA? Berikut sejumlah fakta yang dirangkum dari World Amputee Football.
Pertama, bila kita melihat tayangan di media sosial, para pemain harus menggunakan dua tongkat penopang. Kedua tongkat itu benar-benar menjadi tumpuan mereka saat bermain.
Bisa dipahami, setelah kehilangan anggota tubuh yang sangat berperan untuk menopang dan membantu mobilitas, kehadiran sepasang tongkat akan membantu para pemain saat berlari, menendang, atau bahkan kala terlibat duel dan terjadi benturan. Tongkat itulah perpanjangan kaki mereka agar tetap tegak berdiri.
Kedua, tidak berlaku sebutan kesebelasan dalam sepak bola amputasi. Sepak bola amputasi bisa mengambil format 3 v 3, 4 v 4, 5 v 5, dan 7 v 7 (6 v 6 plus kiper).
Dalam pertandingan internasional, satu regu terdiri dari tujuh orang, berbeda dengan sepak bola konvensional yang beranggotakan 11 orang.
Formasi yang dipakai tetap mensyaratkan satu penjaga gawang dan didukung enam pemain (outfield) lainnya.
Hanya saja, posisi penjaga gawang itu diisi pemain yang mengalami amputasi bagian atas, minimal kehilangan salah satu pergelangan tangan.
Berbeda dengan enam pemain "outfield" yang mengalami amputasi ekstrem bawah, seperti kehilangan pergelangan kaki.
Dengan demikian, kita akan menemukan para pemain "outfield" yang memiliki dua tangan tetapi hanya satu kaki. Sementara kiper memiliki dua kaki, tetapi hanya satu tangan.
Permainan ini dimainkan tanpa prostesis, dengan kruk logam di lengan bawah. Kruk kayu tidak diperbolehkan karena bahaya pecah atau patah.
Kita bisa bayangkan perjuangan mereka mengolah si kulit bundar tanpa anggota gerak atas atau anggota gerak bawah yang utuh.