Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

6 Fakta Sepak Bola Amputasi, dalam Sepi Bawa Indonesia ke Piala Dunia 2022

2 Juni 2022   04:19 Diperbarui: 3 Juni 2022   10:56 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas sepak bola amputasi Indonesia atau Garuda INAF: Instagram @inaf_official via tribunnews.com

 

Sepak bola itu universal. Ia bisa dinikmati dan dimainkan oleh siapa saja. Tidak ada batasan usia, jenis kelamin, kelompok sosial dan budaya, juga kondisi fisik.

Kaum disabilitas pun bisa menjadi bagian dari permainan itu. Namun, sepak bola amputasi belum dikenal luas. Ia masih kalah pamor dari sepak bola untuk kaum non-disabilitas, hampir dalam segala aspek, mulai dari organisasi, turnamen, perhatian, hingga animo.

Kesuksesan tim nasional amputasi Indonesia belakangan ini sejatinya membuka mata banyak orang. Ya, berada di bawah naungan Perkumpulan Sepak Bola Amputasi Indonesia (PSAI) atau Indonesia Amputee Fotball (INAF) yang penuh keterbatasan, mereka berhasil mengukir sejarah.

Mereka lolos babak kualifikasi Piala Dunia Amputasi 2022. Membaca berbagai pemberitaan tentang perjuangan PSAI dan timnas amputasi sungguh membuat hati kita menjerit. Dalam serba kekurangan, mereka berjuang untuk mengharumkan nama bangsa.

Para pemain bangkit mengatasi rasa sakit karena kehilangan anggota tubuh yang sangat penting, lalu bertarung dalam kondisi finansial yang minim dan perhatian yang sungguh terbatas. Beruntung, masih ada PSAI yang tetap berdiri tegar, ditopang oleh sejumlah pihak yang ikut tergerak.

Mereka harus berutang ratusan juta dan hidup pas-pasan agar bisa mengikuti babak kualifikasi di Dhaka Stadium, Bangladesh.  Mengandalkan kemandirian untuk biaya akomodasi, makanan, perjalanan, hingga tes PCR, dan memeras personel ke titik minimal dengan 14 pemain, plus 2 pelatih dan 2 ofisial.

"Bahkan teman-teman itu transit di Malaysia minum satu botol air untuk 18 orang pemain, diputar, karena anggarannya sudah tipis benar untuk beli sesuatu, untuk makanan enggak cukup," kenang Rusharmanto  Sutomo, Sekretaris Jenderal PSAI melansir bbc.com.

Keterbatasan itu tidak membuat mereka menyerah. Tuan rumah Bangladesh disikat 8-0, Malaysia ditumbangkan 3-0, dan hanya menyerah dari Jepang yang sudah lebih maju dalam urusan sepak bola amputasi dan menjadi langganan Piala Dunia dengan skor 0-2. Tim yang ditangani Muhammad Syafei berhak lolos ke putaran final Piala Dunia 2022 di Turki, Oktober nanti, dengan status runner-up zona Asia Timur.

Sejumlah fakta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun