Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Musim Terburuk Manchester United dan Hasil Imbang Liverpool (Justru) Menguntungkan Manchester City

8 Mei 2022   10:47 Diperbarui: 10 Mei 2022   04:50 1278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekspresi kecewa Cristiano Ronaldo usai dipermalukan Brighton, Minggu (8/5/2022) dini hari WIB: AFP/ GLYN KIRK via Kompas.com

Kekalahan telak 0-4 dari tuan rumah Brighton & Hove Albion, Sabtu (7/5/2022) malam WIB menegaskan betapa buruknya performa Manchester United musim ini.

Hasil minor di pekan ke-36 Liga Primer Inggris, namun laga ke-37 bagi United, itu menunjukkan sepak terjang Setan Merah musim ini lebih menyedihkan ketimbang musim 2013/2014.  

Bila tiga dekade silam, United hanya sanggup mengemas 64 poin, hasil dari menang 19 kali, imbang tujuh kali, dan 12 kali berujung kekalahan, maka musim ini raihan poin maksimal Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan adalah 61.

Itu pun mengandaikan di laga terakhir kontra Crystal Palace mereka bisa membawa pulang poin penuh. Bila tidak, maka raihan poin The Reds Devils tidak sampai menyentuh angka 60.

Musim ini United hanya mampu memetik 16 kemenangan dari 37 pertandingan sejauh ini. Sebanyak 11 kali berakhir minor dan 10 kali meraih imbang.

Gonta ganti pelatih ternyata tidak cukup. Ole Gunnar Solskjaer, Michael Carrick, hingga Ralf Rangnick belum mampu mendongkrak performa United ke titik stabil.

Lini serang yang bergantung pada Ronaldo dan Bruno Fernandes, rapuhnya keseimbangan antarlini, hingga penampilan lini belakang yang memilukkan.

Jumlah kebobolan United musim ini hampir sama banyak dengan jumlah poin yang mereka petik. Kebobolan 58 kali adalah catatan terburuk yang bisa ditorehkan musim ini.

Inkonsistensi yang membuat para penggemar harus mengalami situasi "roaller-coaster" antara memuji dan mengutuk yang datang silih berganti.

Pekan lalu, para penggemar larut dalam kegembiraan setelah tim kesayangan menggasak tim promosi Brentford tiga gol tanpa balas. Tak sampai sepekan berselang, para fan harus mengelus dada melihat bagaimana tim pujaannya tersungkur di Amex Stadium.

Bahkan, para fan pun terbelah sikapnya. Moises Caicedo yang mencetak gol pertamanya di Liga Inggris membuka keunggulan tuan rumah di babak pertama, dan Marc Cucurella, Leandro Trossard, dan Pascal Gross ikut mencatatkan nama mereka di papan skor di paruh kedua.

Para penggemar United yang tak kecewa kembali berteriak dari sisi lapangan. "You're not fit to wear the shirt." Teriakan yang sebelumnya didengar pula para pemain United saat hampir ditekuk Norwich di Old Trafford, tiga pekan silam

Para penggemar seperti mempertanyakan kelayakan para pemain mengenak seragam klub dengan sejarah besar itu. Mereka ingin menggugah para pemain agar memiliki rasa tanggung jawab untuk memberi kemenangan, bukan sebaliknya.

Di sisi berbeda, dalam nuansa berserbarangan, para penggemar lainnya justru menunjukkan komitmen mereka untuk tetap bersama klub tersebut, entah baik atau tidak baik hasilnya.

Dalam situasi terpuruk seperti saat ini, kesetiaan mereka pada klub tidak tergoyahkan. Mereka seakan menunjukkan sumpah setia

"Kami akan terus mengibarkan bendera merah, karena Man United tidak akan pernah mati".  "We'll keep the red flag flying high, 'cause Man United will never die."

Ya, bagi penggemar sejati, tidak pernah ada alasan untuk berpaling walau di laga itu United hampir menuai rekor tambahan, kebobolan gol kelima dari upaya Danny Welbeck, mantan pemain United.

Setelah pertandingan, para pemain United sadar akan apa yang sudah mereka tunjukkan. Ronaldo bertepuk tangan dan sedikit menyunggingkan senyum. Entah apa arti di balik senyum tipis Ronaldo itu.

Sementara David De Gea menunjukkan gestur meminta maaf. Sang penjaga gawang hanya bisa memohon pengertian dari para penggemar kalau memang para pemain saat ini dianggap tidak layak membela klub besar itu.

Pulang dengan tangan hampa membuat United harus menerima konsekuensi untuk musim depan. Tidak ada agenda Liga Champions Eropa. Begitu juga Liga Europa.

Finis di posisi keenam adalah kepastian bagi United. Itulah posisi terbaik untuk kontestan UEFA Europa Conference League, turnamen kasta ketiga yang belum lama dibentuk.

Sementara itu, kemenangan ini memberi arti tersendiri bagi Brighton & Hove Albion. Brighton sudah meraih 47 poin dari 36 pertandingan dan menempatkan mereka sementara ini di lingkaran 10 besar, tepatnya di posisi kesembilan,

Ini menjadi musim terbaik bagi Brighton. Sebelumnya klub itu pernah mendulang 52 poin di musim 1981/1982 ketika masing-masing tim memiliki jatah 42 pertandingan.

Dengan dua laga sisa, Brighton berpeluang menambah koleksi poin dari laga kontra Leeds United dan West Ham United untuk semakin memastikan musim ini menjadi musim terbaik sepanjang sejarah klub itu.


Menguntungkan City

Hingga sebelum Manchester City menjamu Newcastle United di Etihad Stadium, Minggu (8/4/2022) tengah malam WIB, posisi puncak Liga Primer Inggris menjadi milik Liverpool.

The Reds kembali merasakan manisnya status pemuncak grup setelah meraih hasil imbang 1-1 kontra Tottenham Hotspur beberapa jam sebelum itu.

Hasil seri di Anfield, Minggu (8/5/2022) dini hari WIB, membuat Liverpool mengambil alih posisi teratas denga keunggulan selisih gol dari City.

Hanya saja poin kedua tim sama, 83. Tetapi Liverpool sudah memainkan 35 laga, satu laga lebih banyak.

Dengan demikian, City akan kembali ke puncak dengan hanya meraih hasil imbang di laga ke-36 mereka. Bahkan, City bisa memangkas jarak menjadi tiga poin bila memetik kemenangan.

Hasil imbang Liverpool, penampilan di kandang sendiri, menghadapi tim papan bawah, membuat City dalam semangat tinggi menjemput pertandingan ini.

Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp gundah-gulana usai laga itu. Pelatih asal Jerman itu senang dengan performa timnya, tetapi tidak dengan hasil akhir.

The Reds begitu mendominasi pertandingan dengan 65 persen penguasaan bola berbanding 35 persen.

Tuan rumah juga melepas tembakan jauh lebih banyak yakni 22 kali. Namun, tim tamu yang hanya memiliki 8 "shots" memiliki jumlah "shots on target" sama banyak dengan Liverpool yang superior dalam "ball possession" itu yakni 3.

Spurs berhasil memanfaatkan pertahanan Liverpool yang tidak terorganisir baik untuk mencuri gol di menit ke-56. Kerja sama Harry Kane dan Ryan Sessegnon berhasil dituntaskan Son Heung-min.

Upaya Liverpool baru berbuah manis di menit ke-74. Luis Diaz kembali menjadi pembeda seperti yang dilakukannya di semifinal Liga Champions Eropa kontra Villarreal beberapa waktu lalu.

Menyambut umpan pendek Thiago Alcantara, pemain internasional Kolombia itu melepaskan tembakan keras yang kemudian berbelok arah setelah mengenai kaki pemain Spurs. Hugo Lloris tak bisa menghindari gawangnya dari kebobolan.

Spurs sebenarnya berjuang untuk lebih bertahan agar bisa membawa pulang poin lebih banyak. Mereka mengincar poin penuh agar bisa kembali menggusur Arsenal di batas akhir zona Liga Champions.

Tabel klasemen Liga Primer Inggris hingga Minggu (8/5/2022) pagi WIB: bbc.com
Tabel klasemen Liga Primer Inggris hingga Minggu (8/5/2022) pagi WIB: bbc.com

Namun, Liverpool memang pantas mencetak gol. Dan upaya Spurs menggagalkan harapan Liverpool meraih poin cukup berakhir imbang.

Berada di puncak justru memberi tekanan lebih pada Liverpool. Terancam terjungkal dengan selisih poin cukup berarti seandainya City menang atas Newcastle.

Selanjutnya, selisih tiga angka dengan tiga laga sisa justru menguntungkan City yang baru saja kehilangan peluang di Liga Champions setelah kalah dramatis dari Real Madrid.

City tentu tidak ingin satu-satunya peluang gelar musim ini lepas begitu saja. Kemenangan di laga kandang berikut tiga laga terakhir adalah harga mati.

Liverpool yang akan menantang Madrid di final Liga Champions terus merawat harapan untuk memanen empat gelar alias quadruple musim ini.

Kini, harapan itu tidak hanya tergantung pada mereka, tetapi juga sang rival terdekat. Mengharapkan City tergelincir cukup sekali di antara pertandingan kontra Newcastle, Wolves, West Ham, atau Aston Villa bakal lebih dari cukup mengantar Liverpool ke tangga juara.

Sebaliknya, Liverpool harus memastikan poin sempurna di tiga laga terakhir, masing-masing dua laga tandang versus Aston Villa dan Southampton dan satu laga kandang di parta pamungkas kala menjamu Wolves.

Di antara tiga laga krusial itu, Liverpool harus memainkan partai final Piala FA kontra Chelsea. Jadwal padat yang menuntut ketangguhan fisik dan mental. Sekaligus ujian apakah Liverpool memang layak mendapat banyak gelar musim ini yang akan berpuncak di Paris saat berduel dengan Madrid di final turnamen kasta pertama di Benua Biru, akhir bulan nanti.

Bila LaLiga, Ligue1 Prancis, dan Bundesliga Jerman sudah berakhir. Liga Primer Inggris, seperti halnya Serie A sepertinya baru mulai. Ya, mulai memasuki laga-laga mendebarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun