Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp gundah-gulana usai laga itu. Pelatih asal Jerman itu senang dengan performa timnya, tetapi tidak dengan hasil akhir.
The Reds begitu mendominasi pertandingan dengan 65 persen penguasaan bola berbanding 35 persen.
Tuan rumah juga melepas tembakan jauh lebih banyak yakni 22 kali. Namun, tim tamu yang hanya memiliki 8 "shots" memiliki jumlah "shots on target" sama banyak dengan Liverpool yang superior dalam "ball possession" itu yakni 3.
Spurs berhasil memanfaatkan pertahanan Liverpool yang tidak terorganisir baik untuk mencuri gol di menit ke-56. Kerja sama Harry Kane dan Ryan Sessegnon berhasil dituntaskan Son Heung-min.
Upaya Liverpool baru berbuah manis di menit ke-74. Luis Diaz kembali menjadi pembeda seperti yang dilakukannya di semifinal Liga Champions Eropa kontra Villarreal beberapa waktu lalu.
Menyambut umpan pendek Thiago Alcantara, pemain internasional Kolombia itu melepaskan tembakan keras yang kemudian berbelok arah setelah mengenai kaki pemain Spurs. Hugo Lloris tak bisa menghindari gawangnya dari kebobolan.
Spurs sebenarnya berjuang untuk lebih bertahan agar bisa membawa pulang poin lebih banyak. Mereka mengincar poin penuh agar bisa kembali menggusur Arsenal di batas akhir zona Liga Champions.
Namun, Liverpool memang pantas mencetak gol. Dan upaya Spurs menggagalkan harapan Liverpool meraih poin cukup berakhir imbang.
Berada di puncak justru memberi tekanan lebih pada Liverpool. Terancam terjungkal dengan selisih poin cukup berarti seandainya City menang atas Newcastle.
Selanjutnya, selisih tiga angka dengan tiga laga sisa justru menguntungkan City yang baru saja kehilangan peluang di Liga Champions setelah kalah dramatis dari Real Madrid.