Sisa waktu di babak tambahan yang jauh lebih panjang dari sekitar lima menit yang dibutuhkan Madrid tidak bisa dimanfaatkan City untuk mencetak gol tambahan. Masuknya Raheem Sterling menggantikan Rodri tak berhasil mengubah keadaan.
City  nyaris memperkecil kedudukan di akhir babak tambahan pertama. Namun, tandukan Phil Foden masih bisa ditepis Thibaut Courtois. Bola muntah yang mengarah ke kaki Fernandinho tidak berhasil dimaksimalkan. Tendangan pemain Brasil itu justru melebar.
Situasi tak banyak berubah di babak tambahan waktu kedua. Kedua tim terus berupaya mengamankan pertahanan sambil menekan mencari peluang.
Upaya City semakin sulit di lima menit terakhir pertandingan setelah Carlo Ancelotti membentengi pertahanannya dengan tambahan dua amunisi baru yakni Lucas Vazquez dan Jesus Vallejo. Strategi jitu yang membuat gawang Madrid aman hingga wasit meniup peluit panjang.
Sebab keruntuhan City
Para penggemar City tentu tidak menyangka hasil akhir akan berbeda. Kans lolos ke partai final yang sudah terbuka lebar dengan keunggulan dua gol akhirnya runtuh di penghujung laga. Harapan untuk lolos ke final Liga Champions untuk kedua kalinya secara beruntun, pun pupus. Dari unggul 4-3, berbalik tertinggal dengan agregat 5-6.
Statistik menguggulkan City dengan "ball possession" 56 persen berbanding 44 persen. Begitu juga dari sisi peluang. Â Para pemain City membuat Courtois harus banyak bekerja keras dengan melepaskan 15 percobaan dengan 10 di antaranya tepat sasaran.
Madrid hanya memiliki separuh "shots on target" dari yang dimiliki City dari 14 kali usaha, namun bisa berujung tiga gol krusial.
Secara khusus, dari pandangan mata penonton via layar televisi, kedua tim memang memperagkan pertandingan yang menghibur. Kecepatan dan aksi-aksi individual menghiasi lag aini bahkan hingga pertandingan usai.
Kita memang sempat merasa pertandingan akan berakhir di waktu normal. Ternyata Madrid berhasil menghadiahkan tambahan waktu tontonan yang mendebarkan bagi para penikmat hingga pertandingan benar-benar usai.