Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Badminton Asia Championship 2022, Kesempatan Tunggal Putra Menjawab Keraguan Para Legenda

28 April 2022   21:05 Diperbarui: 29 April 2022   11:20 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini adalah kesempatan emas bagi para pemain muda untuk menambah jam terbang. Mereka bisa menuai pengalamn bertanding dengan para pemain top dari negara lain.

Ketiga, bila kita menengok kalender bulu tangkis di bulan Mei, maka akan tersaji sejumlah agenda besar. Ada Piala Thomas dan Uber yang akan digelar di Thailand, 8-15 Mei.

Selain itu, SEA Games 2021 yang berlangsung hampir bersamaan di Vietnam, 12-13 Mei. Seperti diniatkan PBSI, Badminton Asia Championship 2022 menjadi ajang pemanasan.

Ini kesempatan mengukur sejauh mana persiapan bagi para pemain utama Indonesia yang diproyeksikan tampil di dua event tersebut.

Memang, sebelum ini, sejumlah pemain Indonesia harus menjalani turnamen maraton di Eropa. Jojo, Ginting, dan para pemain ganda putra seperti tak punya waktu untuk istirahat.

Mengingat perhelatan turnamen beregu dan pesta olahraga tingkat Asia Tenggara yang akan berlangsung dalam hitungan hari, maka penampilan di BAC menjadi tolak ukur persiapan serentak mengintip sejauh mana kekuatan para pesaing nanti.

Menjawab legenda

Belakangan ini  sektor tunggal putra menuai sejumlah komentar, terutama dari beberapa mantan pemain badminton Indonesia. Malah mereka itu terbilang legenda.  Mulai dari Rudy Hartono, Liem Swie King, hingga Taufik Hidayat.

Dua nama terakhir mengisi ruang pemberitaan terkini. Bisa dipahami bila mereka menyasar sektor tunggal putra. Mereka adalah mantan pemain tunggal putra yang sudah mengharumkan Indonesia di pentas dunia.

Mereka bersuara karena melihat perkembangan para penerusnya belum sesuai harapan. Ditambah lagi sektor ini seperti ketiadaan pelatih.

Taufik misalnya, melansir tribunnews.com, menilai "Tunggal putra kalau bisa dibilang ya semakin menurun. Dalam arti, kita saja pelatih tunggal putra tidak punya. Sebenarnya banyak pelatih, pertimbangannya apa kan mereka yang tahu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun