Harapan ganda putra Indonesia kini berada di pundak Fajar/Rian dan Pramudya Yeremia.
Tidak ada ganda putri peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020, Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Sebagai gantinya adalah empat pasangan muda: Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi, Meilysa Trias Puspitasari/Rachel Allessya Rose, Lanny Tria Mayasari/Jesita Putri Miantoro.
Hanya Siti/Ribka yang masih bertahan. Keduanya akan menghadapi pasangan Tiongkok, Du Yue/Li Wen Mei untuk memperebutkan tiket semifinal sekaligus menjaga harapan untuk mengukir prestasi sebagai kado perpisahan manis sebagai pasangan.
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang berstatus pemain non-pelatnas berada di antara Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, Adnan Maulana/Mychelle Crhystine Bandaso, dan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati.
Praveen/Melati yang diunggulkan di tempat keempat mulai mendapatkan kembali performa terbaik setelah tak lagi menghuni pelatnas. Pasangan yang pernah berjaya di ajang All England itu akan menghadapi Kyohei Yamashita/Naru Shinoya dari Jepang.
Selain "honey couple", Rinov/Pitha juga masih belum terbendung. Langkah pasangan non-unggulan ke babak empat besar akan diuji oleh unggulan tiga dari Tiongkok, Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping.
Level Super 1000
"Line-up" tim Indonesia ini menunjukkan tiga hal. Pertama, Indonesia menanggapi serius undangan BAC dan siap bersaing dengan para pemain terbaik Asia lainnya.
Seperti Indonesia, negara-negara lain pun mengutus skuat terbaik. Ini adalah turnamen dengan level setara Super 1000 yang menggaransi 12 ribu poin bagi para pemenang. Menggapai babak 32 besar, para pemain sudah bisa mengantongi tiga ribu poin.
Jumlah poin tersebut cukup untuk menambah pundi-pundi poin para pemain dan mendongkrak posisi mereka.
Kedua, PBSI tidak hanya mengirim para pemain utama dan berlabel bintang. Beberapa sektor diwakili oleh sejumlah pemain muda seperti di nomor ganda campuran, tunggal putri, dan ganda putri.