"Di mana-mana yang namanya mencari itu ya ada persiapannya. Terkadang kita tidak persiapan, tapi merasa mencari. Kalau tidak ada persiapan, namanya menunggu. Bukan pencari," timpal Gus Baha.
Selain persiapan ibadah, hal penting lain yang perlu disiapkan adalah sikap. Perbuatan dan perkataan kita hendaknya sejalan dengan upaya kita mencapai kesalehan spriritual.
Dengan demikian kesalehan spiritual dan sosial harus sejalan. Tidak harus dinyatakan dalam hal-hal spektakuler, tetapi dalam kehidupan sehari-hari dan dalam urusan yang sederhana.
Gus Baha memberi beberapa contoh. "Rasulullah SAW sering mencontohkan agar jangan membicarakan orang lain, jangan melakukan perbuatan dosa saat Ramadhan. Akan sia-sia pahala itu karena diambil orang yang kita bicarakan."
Selama Ramadan kita tidak hanya menjauhkan sesuatu yang  membatalkan puasa, tetapi juga memakai hukum ilmu tasawuf seperti menjauhi riba, ghibah, dan namimah.
"Manusia tidak diutus Allah SWT untuk meneliti orang lain. Dengan mental demikian, di bulan Ramadhan kita lebih fokus mencari ridha Allah SWT dan mendoakan orang mukmin semuanya," sambungnya.
Menurut Quraish bila kita sudah melakukan persiapan dari jauh-jauh sebelumnya maka saat Ramadan itulah kita memasuki masa menuai.
"Jadi ada ungkapan, bulan Rajab itu bulan menanam, bulan Syaban itu bulan menyiram, bulan Ramadan itu bulan panen," tegas Quraish Shihab.
6. Mengisi dengan Zikir dan Baca Alquran
Persiapan panjang yang sudah dibuat kemudian perlu diperdalam saat Ramadan. Menyambut Lailatul Qadar sejumlah hal ini perlu dilakukan dengan serius.