Bulan Ramadan adalah bulan istimewa bagi umat Islam. Bulan paling diberkati dalam setahun bagi kaum Muslim. Lebih istimewa lagi, di tengah masa puasa dan ret-ret agung ini, kaum Muslim menanti dengan penuh kerinduan datangnya malam khusus. Malam Lailatul Qadar atau Laylat al-Qadr.
Inilah malam peringatan Allah pertama kali menurunkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad. Momen itu diyakini terjadi pada salah satu dari 10 malam terakhir di bulan Ramadan. Saat itu Malaikat Jibril menampakkan diri di tengah periode meditasi-Nya dan menitipkan pesan: "Iqra!" artinya "Bacalah!"
Surat Al Qadr (97) ayat 1-5 berbunyi: "Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Quran) pada malam lailatul qadar. Tahukah kamu, apakah malam qadar itu? Malam qadar adalah lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu, turunlah malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka, (membawa segala urusan), (seluruh malam itu) sejahtera sampai terbit fajar."
Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis, melansir Kompas.com (11/4/2022) menerangkan malam indah itu terjadi pada tanggal-tanggal ganjil di 10 hari terakhir bulan suci ini.
"Bisa 21, bisa 23, bisa 25, 27, 29. Tetapi, tetap kita harus stabil di dalam beribadah," beber Cholil.
Hal itu sejalan dengan hadis yang diriwayatkan Aisyah mengikuti perintah Nabi Muhammad. "Carilah Lailatul Qadar itu pada tanggal gasal dari sepuluh terakhir pada bulan Ramadhan."
Lantas, apa yang membuat Lailatur Qadr sungguh istimewa dan bagaimana para pemeluknya seharusnya bersikap dan memanfaatkan momen istimewa itu?
1. Malam yang Sempit
Ulama besar sekaligus ahli tafsir Al Quran, Quraish Shihab ketika ditanya Najwa Shihab dalam acara "Shihab & Shihab eps. 28 -- Lailatulkadar" yang diunggah di channel YouTube Najwa Shihab, 13 Juni 2018 membeberkan arti etimologis "Lailatul Qadar."
Menurutnya, "laila" berarti "malam" sementara "qadar" bisa mengacu pada tiga arti berbeda.