Ia dipandang sebagai salah satu pelatih yang cukup mencuri perhatian dan konsisten di kancah sepak bola Eropa. Â Kiprahnya bersama Ajax membuat pihak United kepincut. Ditambah lagi Erik bisa meyakinkan manajemen klub dengan visi jangka panjang yang jelas dan menarik.
Pengalamanya di Belanda dan Jerman-pernah menangani Bayern Muenchen II pada 2013 hingga 2015-dianggap bisa memberikan pengaruh pada United.
Sementara itu, Pochettino yang langsung diburu United setelah Ole Gunnar Solskjaer pada November 2021, ternyata tidak tergoda. Dengan pengalamannya menjadi pelatih di Inggris seperti bersama Tottenham Hotspur sebelum hijrah ke Paris Saint-Germain menjadikan pelatih asal Argentina itu sebagai target utama.
Namun, United dan Pochettino gagal mencapai kata sepakat. United enggan membayar biaya pelepasan.
Begitu juga skenario Pochettino ke Old Trafford sementara Zidane menjadi suksesornya pun tak tercipta. Â Peluang Zidane ke Parc des Princes masih terbuka setelah Pochettino gagal mewujudkan target juara Liga Champions Eropa.
Bila itu terjadi, maka Pochettino hanya akan mengelus dada karena sudah kehilangan kesempatan menangani United. Kehadiran Erik ketimbang Pochettino membuat manajemen United bisa terhindar dari serangan konfrontatif dan hanya akan menghadapi seorang pelatih yang patuh.
Aneka tantangan
Erik ten Hag akan menjadi manajer permanen kelima sejak pensiunnya Sir Alex Ferguson pada 2013 lalu. Nasib para pengganti tidak lebih baik dari Ferguson, mulai dari David Moyes, Louis van Gaal, Jose Mourinho, hingga Ole Gunnar Solskjaer.
Nama-nama di atas bukan pelatih sembarangan. Bila sampai mereka belum bisa mengembalikan level permainan dan prestasi, maka sesungguhnya ada ganjakan mendasar.
Dengan demikian, tantangan yang akan dihadapi Ten Hag tidak lebih mudah dari para pendahulunya. Bahkan, akan jauh lebih sulit.