Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kamoro Art & Exhibition, Upaya Merawat Budaya dalam Karya Seni

6 November 2021   05:42 Diperbarui: 6 November 2021   05:43 6673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil kerajinan dari Suku Kamoro yang dipamerkan: Dok.Pribadi

Hanna mengatakan sebagai pendiri dan kepala pengembangan komunitas dan kerja sama, ia tidak hanya berurusan dengan mitra dari kalangan pemerintah dan bisnis, tetapi juga dari kalangan masyarakat lokal.

Perjuangannya ingin membuktikan bahwa seorang istri bisa mendapatkan penghasilan sendiri dengan tanpa harus bergantung pada suaminya.

Apakah dengan demikian Du Anyam sama sekali anti-kaum pria? Ternyata tidak. Hanna berkata, "Dalam beberapa bagian dari supply chain atau rantai pasok ada peran penting kaum pria. Misalnya, untuk mendapatkan bahan baku tertentu hanya bisa mengandalkan kaum pria."

Perjuangan melestarikan apalagi mengangkat karya lokal ke tingkat nasional dan global butuh waktu dan proses. Bahkan tantangan bisa datang dari lingkungan sendiri, termasuk generasi muda.

Menggunakan berbagai produk kerajinan daerah dianggap ketinggalan zaman. Anak-anak muda lebih tergoda untuk mengenal budaya barat atau Korea ketimbang hasil karya seni dari daerah sendiri.

Hanna menemukan saat ini begitu sulit mendapatkan pengrajin berusia muda. Mayorita pengrajin berusia di atas 40 tahun. Situasi ini bila tidak segera disikapi maka kita akan kehilangan generasi penerus.

"Anak-anak muda menganggap menganyam tidak keren," ungkap Hanna sambil menambahkan kuatnya pengaruh budaya asing bagi kehidupan generasi muda.

Selain itu, akses pasar baik lokal maupun nasional masih terbatas. Pihaknya sudah berupaya untuk membangun kerja sama dengan sejumlah brand di Jakarta agar produk-produk lokal bisa go nasional.

Terbukanya jaringan pasar akan sangat membantu menjaga kekayaan budaya. Hanna berpendapat, "Produk akan lestari ketika menghasilkan nilai ekonomi."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun