Selain itu, ada Marthen Sambo, Education Team Leader Yayasan Wahana Visi Indonesia (WVI) dan Hanna Keraf, Co-Founder dan Chief of Community Development & Partnership Duanyam.
Tampil sebagai moderator adalah Ludia Amaye Maryen, Miss Papua 2018 dan Miss Indonesia Persahabatan 2018.
Kamoro Selayang Pandang
Tidak semua orang mengenal Kamoro. Begitu pun saya belum memahami Kamoro sepenuhnya. Acara hari itu memantik rasa ingin tahu saya untuk mengenal Kamoro lebih jauh.
Bila kita membuka peta Indonesia, tidak banyak informasi tentang Kamoro yang bisa didapat, selain titik kecil di antara sekumpulan titik yang menghiasi Pulau Papua.
Kamoro merupakan satu dari 255 suku asli di Papua. Suku ini mendiami area seluas 250 kilometer di pesisir selatan Papua, mulai dari Sungai Otakwa di sisi timur hingga mendekati Potowaiburu di sebelah barat.
Secara administratif warga Suku Kamoro tercatat sebagai bagian dari Kabupaten Mimika dengan Timika sebagai ibu kota. Di daerah ini terletak Kecamatan Tembagapura, tempat PT Freeport Indonesia (PTFI) berada.
PTFI merasa terpanggil untuk ikut ambil bagian melestarikan kehidupan Suku Kamoro, salah satu suku asli yang hidup berdampingan dengan perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di dunia itu.
Sebagai salah satu wujud tanggung jawab terhadap Suku Kamoro, PTFI menginisiasi Kamoro Art & Exhibition 2021. Acara ini bertujuan untuk mengangkat dan memperkenalkan kekayaan Suku Kamoro kepada masyarakat Indonesia.
Suku Kamoro dikenal sebagai salah satu suku dengan cita rasa seni yang tinggi. Mereka menghasilkan berbagai karya seni seperti ukiran kayu, anyaman, hingga mewujud ekspresi berkesenian lainnya seperti tarian.