Dari pengalaman itu, Conte sebenarnya ingin mengirimkan sinyal kepada Spurs. Bila ingin sukses maka investasi adalah syarat mutlak. Merogoh kocek dalam-dalam adalah bagian dari upaya untuk meraih kesuksesan.
Investasi besar-besaran Inter pada Lukaku, Nicolo Barella, Stefano Sensi, hingga Valentino Lazaro kemudian berbuah manis.
Melihat tim-tim penantang seperti Chelsea, Liverpool, dan Manchester City, Conte tidak bisa tidak merasa perlu untuk menambah kedalamam skuat Spurs. Target tinggi meraih trofi Liga Inggris yang sudah lama dirindukan fan Spurs atau paling kurang finis di zona Liga Champions hanya bisa ditempuh, sekali lagi, dengan amunisi memadai. Tidak cukup mengandalkan kecakapan dan pengalaman pelatih.
Kita akan melihat bagaimana riwayat Conte dan Spurs saat bursa transfer musim dingin dibuka, awal tahun depan. Setelah memberikan sentuhan tersendiri bagi skuat yang ada, Conte tentu akan mempertimbangkan untuk melakukan jual-beli pemain.
Apakah proyek Conte akan didukung Levy? Melihat durasi kontrak yang ditawarkan, kabarnya 18 bulan, kitab isa membacanya demikian. Spurs sepertinya ingin Conte menjalani proyek jangka pendek.
Dalam waktu singkat itu, Conte diharapkan bisa melakukan perubahan mendasar dan membawa hasil nyata. Bila itu yang diinginkan, maka berbelanja saat jendela transfer dibuka adalah sesuatu yang tak bisa ditawar.
Skenario ini tidak akan mudah dijalankan. Pandemi yang masih berlangsung sudah memberi dampak besar. Kondisi keuangan hampir semua klub terkena imbas. Begitu juga Spurs yang belum sepenuhnya mendapatkan manfaat finansial dari stadion baru mereka.
Levy yang berlatarbelakang pebisnis dikenal sebagai sosok yang sangat berhati-hati untuk tidak mengatakan pelit dalam urusan transfer. Sementara Conte adalah sosok yang begitu menuntut.
"Perceraian" Conte dan sejumlah klub yang berhasil ia angkat prestasinya tidak lepas dari satu hal: uang.
Jurnalis Italia, Gabriele Marcotti, melansir bbc.com menguraikan hal tersebut dalam sejumlah pernyataan.
"Dia meninggalkan Inter [pada akhir musim lalu] karena mereka tidak bisa menginvestasikan uang dan mereka menjual pemain terbaik mereka. Dia meninggalkan Chelsea karena dia tidak bisa membuat pemilik Roman Abramovich menghabiskan lebih banyak uang untuk pemain yang dia inginkan."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!