Kegagalan Nuno
Mengapa Nuno ditendang? Pertanyaan ini tak sulit dijawab bila melihat hasil akhir setiap pertandingan Spurs di bawah kendalinya.
Kekalahan memalukan 0-3 atas Manchester United di hadapan pendukung sendiri pada Sabtu (30/10/2021) menjadi klimaks. Puncak dari performa Spurs yang tak kunjung membaik.
Tak heran, setelah menuai hasil minor di pekan ke-10 Liga Primer Inggris itu tidak sulit bagi Levy untuk mendapat dukungan manajemen klub untuk memecat pelatih asal Portugal itu.
Penampilan Spurs terlihat tak bertaji. Tidak ada penetrasi dan seperti kehilangan gairah. Spurs tak berenergi. Hanya mampu melepaskan satu tembakan tepat sasaran.
Dalam dua jam dan 16 menit terakhir di bawah asuhan Nuno, "shots on target" Spurs sangat minim. Spurs berada di posisi ke-19 dari antara kontestan Liga Primer Inggris dalam urusan jumah tembakan ke gawang lawan.
Serangan yang buruk kian diperparah dengan bagaimana mempertahankan diri dari serangan lawan. Statistik mencatat, tambahan kebobolan tiga gol pada akhir pekan lalu menempatkan Spurs di posisi kelima terbawah tim yang menjadi lumbung gol lawan.
Menemukan kembali "DNA"Â
Ternyata Conte adalah sosok yang sudah diincar Spurs. Fabrizio Romano membuka kartu lebih lanjut. Direktur pelaksana Spurs, Fabrio Paratici sebenarnya sudah berusaha membujuk Conte sejak Juni 2021. Namun, usaha itu baru membuahkan hasil kali ini.
Apa sebab Conte akhirnya mau dipinang Spurs? Salah satunya Conte sedang tidak terikat dengan klub mana pun. Apakah hanya karena ingin tidak disebut pengangguran Conte akan menerima tawaran dari klub yang pernah ia tolak?
Tentu ada hal lain yang mendorong Conte kembali ke Inggris. Conte pernah merasakan atmosfer kompetisi paling ketat di dunia saat menangani Chelsea terhitung sejak 1 Juli 2016 hingga 13 Juli 2018.