Taktik dan gaya bermain akan mengikuti kekhasannya. Giat dalam menyerang tetapi kuat dalam bertahan. Bisa dicek berapa kali gawang Inter kebobolan semasa Conte. Begitu juga sebaliknya apa yang ia lakukan dengan lini serangannya.
Kedua, Conte sukses mengorbitkan Romelu Lukaku dan Lautaro Martinez di lintasan yang tepat. Rotasi apik ditambah kemampuan mereka untuk ikut ambil bagian dalam bertahan.
Hasilnya, kombinasi Lukaku dan Lautaro menghasilkan 41 gol. Jumlah gol itu jauh lebih banyak dari yang dihasilkan Harry Kane dan Son Heung-min di Liga Inggris musim 2020/2021.
Bagaimana bila Kane dan Son dipoles Conte? Sebelum itu Conte harus bisa meyakinkan Kane untuk bertahan.
Ketiga, tidak hanya di lini depan, sentuhan Conte sangat dibutuhkan di sektor pertahanan. Sergio Reguilon dan Emerson Royal, dua pemain berbakat yang belum berkembang maksimal. Kehadiran Conte sangat diperlukan untuk menyuntikan semangat dan mengalirkan ide-ide taktis agar kerja mereka mengawal benteng pertahanan lebih efektif dan berhasil baik.
Keempat, kehadiran Conte diharapkan membawa angin segar untuk mengembalikan Spurs pada fitrahnya. Conte adalah sosok yang dianggap bisa menemukan "DNA" Spurs yang sempat hilang. Karakter dasar yang menyerang secara atraktif tetapi efektif di satu sisi. Bertahan dengan solid di sisi berbeda.
Singkatnya, "DNA" itu mengutip Levy adalah "bermain sepak bola dengan gaya yang kita kenal-mengalir bebas, menyerang, dan menghibur." Â Selain itu, mengoptimalkan para pemain muda dari akademi klub.
Membongkar kemapanan
Conte disebut sempat akan langsung menjadi pengganti Mourinho. Hanya saja, menurut rumor, salah satu hambatan mendapatkan tanda tangannya adalah pertimbangan soal sifat Conte yang begitu menuntut dalam urusan transfer pemain. Conte akan meminta banyak uang untuk membangun tim yang diinginkan.
Soal keuangan ini pula yang menjadi salah satu pemicu hengkangnya Conte dari Internazionale Milan. Setelah mengukir prestasi bersama klub itu, Conte berbeda pendapat soal bagaimana memanfaatkan sumber daya pemain.