Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

PSG dan "Toxic" Seharga Miliaran Rupiah Bernama Sergio Ramos

1 November 2021   23:22 Diperbarui: 2 November 2021   07:15 1729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tak kunjung debut sejak resmi bergabung dengan PSG karena cedera, kontrak Sergio Ramos terancam diakhiri PSG. Sumber: Tribunnews.com

Selain Lionel Messi, pemain lainnya di Paris Saint-Germain (PSG) yang bernasib malang adalah Sergio Ramos. Messi sedikit lebih beruntung.  Sejak meninggalkan Barcelona pada musim panas lalu, La Pulga sudah mendapat menit bermain walau penampilannya di lapangan pertandingan belum sesuai harapan.

Messi memang merasa frustrasi karena tekanan dari berbagai sisi, termasuk ketidaknyamanan berada di antara para bintang di Paris.

Sementara Ramos jauh lebih apes. Bisa dibayangkan betapa tersiksa seorang pemain yang belum juga merasakan debut bersama klub baru padahal sudah beberapa bulan berlalu.

Sejak didatangkan dari Real Madrid secara pro deo alias gratis pada awal Juli 2021, pemain berusia 35 tahun itu hanya menjadi penonton. Tidak hanya itu. Ia masih terus berkutat dengan cedera betis dan lutut kiri yang tak kunjung sembuh.

Bila kita menyaksikan pertandingan PSG, kamera televisi kerap mengambil gambar bangku cadangan tim dan para penonton di tribun. Salah satu sosok yang tak luput dari tangkapan kamera adalah Ramos.

Sergio Ramos saat resmi berseragam PSG pada 8 Juli 2021 lalu: Dailymail.co.uk
Sergio Ramos saat resmi berseragam PSG pada 8 Juli 2021 lalu: Dailymail.co.uk

Sebenarnya Ramos sudah mulai mengakrabi cedera sejak sebelum hijrah dari Madrid. Penampilan terakhirnya bersama El Real adalah saat menderita kekalahan di leg kedua babak semi final Liga Champions dari sang juara, Chelsea, 5 Mei silam.

Bisa jadi salah satu pertimbangan yang membuat Madrid enggan memperpanjang kontrak Ramos adalah cedera. Walau Ramos sudah mendedikasikan dirinya selama 16 musim dan sukses menyandang ban kapten, namun cedera yang mulai membayang membuat Los Blancos memilih membiarkannya pergi.

Sejak hijrah ke PSG, Ramos (kiri) hanya bisa menempati kursi penonton: Dailymail.co.uk
Sejak hijrah ke PSG, Ramos (kiri) hanya bisa menempati kursi penonton: Dailymail.co.uk

Dengan tanpa mengurangi rasa hormat dan terima kasih atas pengbadian panjang Ramos dalam 671 pertandingan dengan raihan lima gelar LaLiga dan empat trofi Liga Champions, Madrid rela mengucapkan sayonara.

Percuma bagi Madrid mempertahankan pemain tersebut bila pada akhirnya hanya menjadi penghangat bangku cadangan. Musim sebelum berpisah, Ramos hanya bermain di 21 laga di semua kompetisi. Angka tersebut paling sedikit sepanjang kariernya berseragam putih-putih.

Lantas, mengapa PSG justru kepincut pada Ramos? Selain mendapatkan jasa pemain senior ini secara gratis, PSG memang sedang terbuai dengan mimpi besar untuk menjadi "Los Galacticos" baru.

Les Parisien begitu bersemangat membentuk tim super dengan pemain berlabel bintang di semua lini. Belum cukup para pemain yang sudah ada seperti Neymar Junior, Kylian Mbappe, dan Angel Di Maria. PSG masih merasa perlu menambah armada bintang dengan Messi, Gianluigi Donnaruma, Georgio Wijnaldum, dan Achraf Hakimi.

Ambisi besar Nasser Al-Khelaifi, bos klub asal Qatar tentu tidak hanya sampai melabuhkan para pemain top. Bisa mendapatkan mereka secara cuma-cuma adalah kesempatan emas yang tak boleh dilewatkan.

Ada target yang kemudian diberikan kepada para pemain bintang itu. Selain mengamankan supremasi mereka di pentas domestik yang sempat goyah musim lalu tetapi sudah terlihat kembali ke jalur positif di Ligue 1 musim ini, PSG masih memendam impian menjadi penguasa Eropa.

PSG tidak hanya ingin status tersebut hanya tercatat dalam susunan pemain. Tidak cukup mengisi tim dengan atribut pemain bintang. Lebih penting dari itu, mereka harus bisa mewujudkannya dalam prestasi. Gelar Liga Champions Eropa, tentu saja.

Dalam beberapa musim terakhir PSG hampir mencapai klimaks. Namun, perjuangan mereka belum mencapai tangga juara. Rasa penasaran klub pun menjadi semakin menjadi-jadi. Kerinduan menaklukkan Eropa membuat PSG agresif dengan mendatangkan sejumlah amunisi tambahan.

Pemain dari generasi terkini yang bergabung dengan PSG hampir semuanya sudah merasakan sensasi berada di tim bertabur pemain top. Mereka pun sudah berkontribusi atas bayaran tak sedikit yang mereka terima. Kecuali Ramos.

Ramos yang belum juga mendarmabaktikan diri bagi tim tetap tak kehilangan hak-haknya. Belum menunaikan kewajibannya sebagai pemain, Ramos tetap digaji.

Bahkan, bayaran yang diterima Ramos tak berkurang sepeser pun. PSG tetap membayar upah Ramos yang tak sedikit nilainya. Melansir Salary Sport, Ramos berada dalam jajaran pemain dengan bayaran tinggi.

Ramos dibayar 223 ribu poundsterling atau sekitar Rp4,3 miliar per minggu. Bisa dihitung berapa banyak pengeluaran PSG untuk pemain ini. Kita coba kalkulasi untuk 16 pekan terakhir. Sebanyak 3,5 juta poundsterling atau ekuavalen dengan Rp 69,5 miliar sudah masuk ke rekening Ramos.

Dengan angka tak sedikit, Ramos belum juga bermain di pertandingan resmi barang semenit pun. Klub mana saja pasti akan berpikir kembali bila situasi seperti ini terus berlangsung.

Ramos dipagari PSG hingga 2023. Belum diketahui pasti kapan pemain itu akan pulih. Cedera panjang yang ia alami belum juga menunjukan titik cerah. Artinya, Ramos bakal terus absen bermain untuk jangka waktu tak tentu.

Walau uang PSG seperti tak berseri situasi ini tentu tidak bisa terus dipertahankan. PSG akan memilih menjilat kembali ludah sendiri ketimbang mempertahankan pemain yang tidak bisa berkontribusi. Malah, kehadiran Ramos bisa menjadi "toxic" yang bisa membawa pengaruh buruk bagi tim.

Sederhana saja penjabaran soal terakhir itu. Melihat ada rekan setim yang tak bermain sekian lama tetapi hak-haknya tetap diterima secara penuh tentu membuat para pemain lain akan merasa sebagai kuda beban. Beban seharusnya ditanggung bersama. Tak seorang pun seharusnya dikecualikan.

Awal pekan lalu, PSG sempat mengumumkan kabar gembira.  Ada harapan dari pemulihan cedera dan kebugaran Ramos. Tidak sampai di situ. Ramos akan dipertimbangkan untuk mulai bergabung dalam latihan bersama dan diprediksi akan segera mengakhiri penantiannya untuk bertanding.

Namun, kabar itu kemudian kembali menjadi muram. Beberapa hari terakhir santer berhembus kabar PSG tengah memikirkan kemungkinan untuk mengakhiri kontrak mantan kapten timnas Spanyol itu. Menukil Dailymail.co.uk, pihak klub bersedia membiarkan Ramos pergi bila cedera tak membaik dan kebugarannya belum kembali ke titik ideal.

"Di kalangan internal klub, keyakinan tentang Sergio Ramos sebelum dan sesudah cederanya sudah memudar. Karena itu, PSG tidak menutup kemungkinan memutus kontrak Ramos walau hal itu belum jadi prioritas. Beberapa orang di klub menilai perekrutan Ramos dari Real Madrid adalah kesalahan."

Begitu pernyataan Le Parisien. Bila sampai klub memberikan isyarat tersebut berarti proses pemulihan Ramos tak sesuai rencana. Kesabaran klub sudah hampir habis menanti pemain tersebut pulih kembali.

Belum lagi suara-suara miring sudah makin nyaring terdengar. Dari para penggemar, juga media setempat. Belum lama ini, surat kabar Prancis L'Equipe mengejek masalah kebugaran Ramos dan menggambarkannya sebagai "hantu" yang bergentayangan di fasilitas pelatihan klub.

PSG menyadari kesalahannya. Klub kaya raya itu pun mafhum telah bertindak takabur. Mendatangkan pemain yang kemudian tidak bisa berbuat apa-apa bagi tim dan justru menjadi masalah.

PSG tetaplah PSG. Tak berubah menjadi lebih lemah tanpa Ramos. Begitu juga tak akan berkurang kekuatannya.

Seperti di sektor-sektor lain, kemewahan pun terpancar di area pertahanan. Ada Achraf Hakimi, Presnel Kimpembe, Marquinhos, Juan Bernat, Colin Dagba, Layvin Kurzawa, Abdou Diallo, Thilo Kehrer, hingga pemain muda yang dipromosikan dari tim U-19 El Chadaille Bitshiabu.

Presnel Kimpembe dan sang kapten, Marquinhos masih menjadi opsi bek tengah utama. Mereka masih bisa berperan baik di jantung pertahanan tim.

Batas waktu bagi Ramos tidak lama. "Deadline" itu tak lebih dari satu bulan. Artinya, bila dalam beberapa pekan ini tak ada keajaiban dalam pemulihan cedera, maka kita akan melihat Ramos melangkah keluar dari Parc des Princes di bursa transfer musim dingin, awal tahun depan.

Untuk mengakhiri kerja sama, PSG tidak bisa mengambil keputusan sepihak. Klub tentu harus membicarakan kemungkinan ini dengan sang pemain beserta agennya. Ada klausul yang harus dipatuhi.

Ramos pun tidak akan memaksakan diri bertahan bila hanya sekadar nama dalam daftar armada Mauricio Pochettino. Alih-alih menjadi "toxic" dalam tim, pilihan untuk pergi bisa menjadi keputusan terbaik.

Walau telat, Ramos sudah memantik kesadaran PSG. Uang memang bisa mendatangkan segalanya. Bila tidak awas, justru uang bisa mengaburkan citra PSG sekadar "tong sampah" berharga mahal!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun