Keputusan ini terbilang berisiko. Menyasar lini tengah yang selama ini menjadi pusat sorotan menyusul kinerja para pemain yang kurang memuaskan.
Selain menepikan tiga pemain itu dan baru memasukan mereka di babak kedua, Solskjaer tampaknya yakin dengan pilihannya. Setelah tertinggal dua gol di babak pertama, mantan pemain United itu tidak melakukan perubahan formasi saat keluar dari ruang ganti.
Entah apa yang dikatakan saat istirahat melihat penampilan United yang tak sesuai harapan di babak pertama. Koordinasi yang buruk, umpan tak terukur, hingga penampilan Bruno yang jauh dari harapan.
Namun, kesabaran itu justru membuahkan hasil. Bruno yang bermain buruk di babak pertama hampir membuat dua asis.
"Perbedaan performanya tidak terlalu bagus, yang menentukan hasilnya adalah kualitas penyelesaian akhir. Babak kedua jauh lebih baik daripada yang pertama," aku Solskjaer.
Apakah situasi ini menggambarkan karakteristik United saat ini? Penuh kejutan meski harus menguji kesabaran para penggemar berkali-kali? Atau situasi ini hanya akan berlangsung sesaat sehingga perlu perbaikan agar tidak selalu bergantung pada keberuntungan?
Kelompok skeptis tentu melihat penampilan United tak konsisten. Namun, Solskjaer membantah.
"Saya bisa mengerti mengapa orang-orang yang tidak benar-benar menonton setiap pertandingan melihat ketidakkonsistenan ..., tertinggal 2-0 performa terlihat sangat buruk. Tapi performanya tidak terlalu buruk," ungkap Solskjaer sambil menekankan bahwa mereka bisa memperbaiki penampilan dengan penyelesaian akhir yang baik dan tidak kebobolan lagi.
Momen kebangkitan Barca
Pique menjadi pemain penting saat Barcelona mengalahkan Kiev di Grup E. Tendangan volinya menyambut umpan silang Jordi Alba mengubah segalanya.
Barca mendapat tiga poin. Poin pertama dari tiga pertandingan, setelah sebelumnya menderita saat menghadapi dua tim yang kini berada di posisi teratas yakni Bayern Muenchen (sembilan pin) dan Benfica (empat poin).