Dini, kelahiran Blora, Jawa Tengah, langsung tancap gas di set kedua. Ia tak ingin kembali menjadi bulan-bulanan Yaelle. Memimpin 3-0, berlanjut 7-1, dan 8-4. Perolehan poin Dini sempat terhambat saat lawannya memperkecil ketertinggalan 13-11. Namun, Dini kembali mendapat momentum untuk merebut set kedua.
Pertandingan berlanjut ke gim penentuan. Atlet jebolan PB Djarum Kudus benar-benar diuji. Keduanya terlibat persaingan ketat, 6-6, kemudian 9-9.
Dini sempat tertinggal 11-13, 13-15, dan 16-18. Namun, belum juga pertandingan rubber game usai, Dini mengalami cedera. Terjatuh dalam posisi tak siap membuatnya harus menghentikan pertandingan. Dini mundur dalam kedudukan 17-20.
Dini bukan pemain pertama yang mengalami cedera di panggung tersebut. Sebelumnya, beberapa pemain kawakan seperti Michelle Li, Saina Nehwal, Lea Palermo, dan Jenica Lesourd harus naik ke meja perawatan.
Dari informasi yang beredar, usai melakukan pemeriksaan, Dini didiagnosa menderita cedera lutut, tepatnya AC (anterior cruciate ligament).
Fadia/Ribka Kerja Keras
Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugianto harus bekerja keras saat menghadapi Marie Batomene/Delphine Delrue. Fadia/Ribka yang berperingkat 34 dunia tak bisa dengan mudah menegaskan status mereka sebagai unggulan di hadapan pemain belum memiliki ranking dunia itu.
Sejak awal pertandingan, kedua pasangan terlibat persaingan ketat. Sempat memimpin, 3-2, 7-2, 8-5, hingga 11-8, pasangan masa depan Indonesia itu mendapat kesempatan untuk meninggalkan lawannya dalam kedudukan 16-12.
Namun, konsistensi Fadia/Ribka mulai goyah di hadapan serangan demi serangan yang dilancarkan Marie/Delphine. Alhasil, lawannya itu mampu mendekatkan ketertinggalan hingga membuat skor identik, 20-20.
Fadia/Ribka mendapat ujian di momen-momen krusial. Sempat ketat, wakil Merah-Putih itu akhirnya bisa merebut dua poin terakhir.