Tim nasional Indonesia menorehkan hasil positif kala menghadapi timnas Taiwan di pertandingan pertama play-off Kualifikasi Piala Asia 2023 di Stadion Chang Arena, Buriram, Thailand, Kamis (7/10/2021) malam WIB.
Skuad Garuda menang dengan skor 2-1. Kemenangan ini sekaligus membuka pintu bagi armada Shin Tae-yong ke babak kualifikasi turnamen tingkat Asia yang akan digelar di China, 16 Juni-16 Juli 2023 mendatang.
Evan Dimas dan kawan-kawan hanya perlu menjaga tren positif di leg kedua yang akan digelar di tempat yang sama pada 11 Oktober mendatang. Cukup menahan imbang wakil Asia Timur di pertemuan kedua, sudah lebih dari cukup bagi Indonesia.Â
Aturannya, tim dengan hasil terbaik di kedua leg itu berhak tampil di babak kualifikasi yang beranggotakan 24 tim, mulai Februari tahun 2022.
Kemenangan tim Merah Putih di laga ini ditentukan oleh Ramai Rumakiek dan Evan Dimas. Masing-masing mencatatkan namanya di papan skor di menit ke-18 dan 50. Sementara itu, Taiwan sempat mencuri gol hiburan di penghujung laga, tepatnya di menit ke-90+1 melalui pemain pengganti Gsu Heng-pin, menuntaskan umpan Chen Ting Yang.
Hasil positif ini tentu menggembirakan publik Tanah Air. Bukti kerja keras para pemain dan tim pelatih yang mulai berbuah manis. Dari sekitar 29 pemain yang dibawa ke Thailand, pelatih asal Korea Selatan itu mulai mencoba sejumlah komposisi.
Memang patut diakui, Shin Tae-yong harus membuat pilihan. Ia tak bisa menyenangkan semua fan. Ia tak memasukan beberapa pemain yang berkarier di luar negeri sebagai starter. Ia justru memberi tempat kepada sejumlah pemain muda yang berkompetisi di pentas domestik.
Mengingat masih ada agenda pertandingan kedua dengan jeda waktu tak panjang, maka melakukan rotasi adalah keputusan yang tepat. Para penggemar di Tanah Air masih bisa melihat pemain kesayangan atau yang ingin dinanti kiprahnya merumput di kesempatan berikutnya.Â
Lebih penting dari soal selera dan rasa penasaran suporter, formasi yang diturunkan Shin Tae-yong terbukti mampu memberi kemenangan. Â Selanjutnya, membenahi kekurangan yang ditemukan di laga ini seperti soal stamina dan konsentrasi agar bisa tampil lebih baik di duel selanjutnya yang akan menentukan nasib kedua tim di kompetisi ini.
Mutiara Papua
Di balik kemenangan ini, ada pendar kemilau dari sejumlah pemain muda. Shin Tae-yong dengan sengaja menurunkan beberapa debutan antara lain Rumakiek, Miftah Anwar Sani, dan Ricky Kambuaya.
Kedua pemain muda itu melengkapi "starting line-up" dengan formasi 4-3-3 bersama Muhammad Riyandi (kiper), berikut berturut-turut dari jajaran bek hingga pemain depan: Asnawi Mangkualam, Victor Igbonefo, Rachmat Irianto, Fachrudin, Evan Dimas, Irfan Jaya, dan Kushedya Hari Yudo.
Kerja kombinasi pemain muda dan berpengalaman ini bisa berjalan cukup baik. Sepanjang pertandingan, mereka bisa mengendalikan permainan. Terlepas dari formasi Taiwan yang tidak tampil dengan kekuatan terbaik, Indonesia mencatatkan penguasaan bola mencapai lebih dari 75 persen.
Dominasi itu berbanding lurus dengan jumlah peluang. Indonesia memiliki sembilan peluang, sementara lawannya hanya dua kali mendapat kans mengancam gawang Muhammad Riyandi.
Rumakiek dan Miftah Anwar Sani terbukti mampu menjawab kepercayaan Shin Tae-yong. Kerja sama keduanya akhirnya berbuah gol pertama.
Bergerak cepat menyusur sisi lapangan, Miftah yang berposisi sebagai bek memberikan umpan terarah ke kotak penalti. Rumakiek menyambut umpan terukur itu dengan sekali kontrol lalu melepaskan sepakan kaki kiri yang tak bisa dibendung Shin Shin-An.
Sayangnya, pemain berusia 19 tahun itu tak bisa bermain lebih lama. Sejumlah tekel keras yang dilakukan pemain Taiwan akhirnya memaksanya harus meninggalkan lapangan lebih awal.
Rumakiek, ditarik keluar di menit ke-27 dan digantikan oleh Egy Maulana Vikri. Nasib Miftah Anwar Sani pun serupa. Di awal babak kedua, ia juga meninggalkan arena pertandingan. Posisinya digantikan oleh Pratama Arhan.
Walau tak bisa melihat sepak terjang keduanya hingga akhir laga, penampilan mereka yang cukup singkat di laga pertama berseragam tim nasional sesungguhnya sudah mencuri perhatian.
Secara khusus tentang Rumakiek. Pemain ini sudah digadang-gadang menjadi calon bintang Indonesia dari Papua. Remaja kelahiran Jayapura, 19 April 2002, sudah menunjukkan potensinya sejak menjadi bagian dari tim muda U-16 dan U-18 Persipura.
Pelatih Jacksen F Thiago kemudian memberinya tempat di skuad utama Mutiara Hitam sejak Agustus 2021. Ia diturunkan di laga kontra PErsita Tangerang.
Ternyata, penampilan Rumakiek tak buruk untuk seorang debutan yang masih berusia muda. Ia menjadi satu-satunya pencetak gol Persipura pada pertandingan yang berakhir dengan skor 1-2 untuk kemenangan Persita.
Awal yang baik itu berlanjut dengan kepercayaan di laga-laga selanjutnya. Rumakiek terbilang sudah mengambil bagian dalam lima dari enam pertandingan pertama Liga 1 musim ini.
Peringatan Jacksen Thiago
Jacksen cukup yakin dengan bakat pemain tersebut. Jalan sang "wonderkid" menjadi matang dianggap bakal lapang. Ia memiliki kemampuan olah bola yang baik. Kecepatannya pun tak diragukan lagi.
Hanya saja, Jacksen mewanti-wantinya untuk tak sampai memilih jalan yang salah.
''Dia sebenarnya harus sangat hati-hati karena dia anak muda yang masih labil secara emosional. Kami harus sangat hati-hati untuk jaga dia. Semua kembali ke dia sendiri, sejak awal saya sudah menilai dia, kemampuan apa yang bisa dia capai." Begitu komentar pelatih berpaspor Brasil itu melansir Kumparan.com.
Jacksen tak bisa menggaransi pemain muda itu akan menjadi yang terbaik musim ini. Masih ada faktor-faktor penentu lainnya yang perlu ia taklukkan.
Dalam bahasa diplomatis, Jacsen sampaikan begini. ''Saya tak berani jamin dia bisa jadi pemain muda terbaik di musim ini. Potensi jelas ada, tapi dia masih labil dan [ada] bahaya di luar lapangan yang bisa berdampak tak baik."
Selain soal skill, Jacksen melihat anak didiknya itu mempunyai mental yang baik. Untuk menjadi pemain bintang sesungguhnya, ia masih harus menempuh jalan pajang. Puncak prestasinya masih berada jauh di depan.
''Dia punya modal [stamina] 90 menit. [Semua] kembali ke dia. Harapan saya, dia ada di lingkungan sehat. Memang itu tak mudah, semoga Ramai [Rumakiek] bisa sampai akhir musim [bermain bagus],'' ungkap Jacksen.
Pilihan kini berada di tangannya. Seperti kata Jacksen, awal baik yang telah ditorehkannya semoga bisa terus dijaga. Mutiara yang sudah berkilau masih harus diasah terus menerus secara benar agar semakin berkualitas.
Begitu juga para pemain muda lainnya yang mendapat menit bermain dari Shin Tae-yong di laga ini. Miftar Anwar masih harus diberi tambahan jam terbang untuk mempertebal kepercayaan diri sebagai bagian dari penjaga benteng pertahanan.
Hal yang sama juga berlaku untuk mutiara dari Timur lainnya, Ricky Kambuaya. Ricky mendapat kesempatan bermain hingga menit ke-74 sebelum digantikan Kadek Agung.
Ketiganya memang masih harus terus diasah melalui berbagai latihan dan pertandingan. Tak kalah penting, menjaga fokus sebagai calon bintang masa depan yang menuntut kedisiplinan dan kerelaan untuk mengendalikan berbagai godaan di luar lapangan. Jangan sampai nasib masa depan mereka tak ubahnya bunga, layu sebelum berkembang.
Semoga saja tidak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H