Keikutsertaan Tahiti kali ini adalah berkah dari pengunduran diri Prancis dan Australia. Secara peringkat BWF, kedua negara itu memang lebih pantas ambil bagian, ketimbang Tahiti dan tuan rumah Finlandia.
Mengayun harapan
Elias adalah representasi dari upaya Tahiti untuk mengayun harapan di panggung bulutangkis dunia. Bagi Elias ini akan menjadi debut internasionalnya.
Perjalanan seribu kilo meter selalu dimulai dengan langkah pertama. Demikian petuah klasik dari China. Seperti itulah perjalanan Elias dan tim Tahiti di pentas dunia.
Elias, melansir laman resmi BWF, memiliki mimpi besar. Ia ingin menjadi pemain terhebat di dunia. Salah satu idolanya adalah Lin Dan, jagoan asal China itu.
Terkait alasan mengagumi Super Dan, Elias mengatakan begini. "Saya terkesan dengan ketenangannya di lapangan, dia benar-benar berbeda dari yang lain. Ketika saya ingin memperbaiki sesuatu pada gerak kaki atau teknik saya, saya terutama menonton pertandingannya."
Elias mendapat berita keterpilihannya dalam skuad Tahiti dari sang ibu. Seperti anak remaja umumnya, ia menunjukkan reaksi setengah tak percaya dengan sedikit protes pada ibunya.
"Mengapa kamu tidak memberi tahu saya sebelumnya, saya hanya punya waktu sebulan jadi sekarang saya berlatih lebih dari biasanya."
Elias memiliki bakat bulutangkis. Apalagi ia menuruni bakat itu dari kakak-kakaknya, Antoine dan Louis Beaubois yang kerap mewakili Tahiti di sejumlah kesempatan.
Untuk itu, Elias seperti sadar bahwa kepercayaan yang diberikan kepadanya menuntut tanggung jawab. Ini tidak hanya soal kesempatan dan berkat semata.
Sebagai bentung pertanggungjawaban, ia berusaha memanfaatkan waktu persiapan dengan sebaik mungkin. Ia menjalani sesi latihan ekstra sebelum sekolah setiap hari. Ia harus menjalani jadwal yang padat saban hari.