Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Misionaris Asal Flores Diserang Bandit Bersenjata di Madagaskar dan Pelajaran yang Perlu Diambil

14 September 2021   13:17 Diperbarui: 14 September 2021   13:21 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pater Alex Dhae, SVD (berkacamata) salah satu misionaris SVD di Madagaskar. Foto: Istimewa. 

Sejak Selasa, (14/9/2021) pagi berbagai grup berbagi pesan dari sejumlah komunitas warga Flores khususnya dan NTT umumnya diramaikan oleh berita terkait peristiwa miris yang menimpa Pater Alex Dhae, SVD, misionaris asal Flores yang sedang bermisi di Madagaskar, Afrika Timur.

Pater Alex, kelahiran Sawu, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, bersama rekan imam, Pater Borise diserang dua orang bersenjata tajam pada Minggu, (12/9/2021) malam lalu. Lewat dari sehari, kejadian ini baru tersiar luas.

Melansir sejumlah informasi yang diungkapkan Pater Alex di laman Facebook kemudian dipublikasi di enbeindonesia.com, kejadian nahas itu menyebabkan keduanya mengalami luka serius.

Pater Alex mengalami luka di kepala dan hampir semua jari tangannya terpotong. Sementara itu, rekannya, mengalami luka di bagian kepala, serta kedua tangannya.

Dua bandit itu tidak hanya menyerang dan melukai mereka. Telepong genggam dan sejumlah uang mereka pun ikut dijarah.

Kronologi

Kedua bandit itu mula-mula menyerang Pater Borise, seorang imam muda di kamarnya. Pater malang itu diikat, lantas telepon genggam dan uangnya dibawa kabur.

Setelah itu, para penjahat itu menyasar Pater Alex. "Kemudian mereka menyerang saya di kantor disambung kamar. Saya luka di kepala, tangan kanan semua jari terpotong kecuali jari telunjuk juga kaki kanan. Dua HP Samsung Galaxi dibawa kabur juga semua uang diambil bandit."

Setelah puas memperdayai kedua misionaris itu, kedua bandit itu pun kabur. Mereka meninggalkan kedua korban dalam keadaan tak berdaya.

Beruntung keduanya masih bisa bertahan setelah kejadiaan itu. Pater Alex menulis, "Setelah agak aman situasinya, saya keluarkan mobil dari garasi, saya setir dengan tangan kiri menuju istana uskup untuk minta bantuan seorang teman misionaris untuk bawa kami ke poliklinik untuk perawatan."

Beruntung saat ini kondisi mereka sudah berangsur membaik. Ia meminta agar informasi terkait kejadian yang menimpa keduanya bisa disampaikan ke sanak saudara dan keluarga.

"Sekarang sudah membaik namun masih teruskan perawatan walaupun masih trauma. Tolong teruskan berita sedih ini ke keluarga dan Soverdia Nagekeo untuk mendoakan kami agar kami cepat pulih," harap Pater Alex

Bukan baru pertama

Kejadiaan ini nyaris mengancam nyawa kedua pastor itu. Trauma kini membayangi mereka. Kita pun berharap keduanya segera pulih dan mereka bisa mendapatkan jaminan dan rasa aman dari pemerintah setempat.

Kejadian yang menimpa misionaris asal Indonesia di tanah misi bukan baru kali ini terjadi. Jauh sebelum ini, seorang pastor asal Flores, Pater Francis Madhu, SVD harus meregang nyawa usai diberondong peluru dari senjata M16 di Filipina.

Saat itu Pater Frans dan seorang rekannya sedang merayakan ekaristi Minggu Palma, seminggu sebelum Pesta Paskah, di Stasi Mabungtot, Kalinga, bagian dari Region Administratif Cordillera.

Tiga orang penyerang kemudian menyuruh anak-anak keluar dari ruangan. Satu dari tiga penjahat itu memberondongkan peluru ke tubuh Pastor Frans yang sedang duduk di kursi. Peristiwa itu terjadi pada 1 April 2007.

Buntut dari peristiwa itu, muncul desakan agar pemerintah Indonesia menuntut pihak Filipina bertanggung jawab. Melansir Detik.com (17/4/2007), kelompok LSM Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian Indonesia (PADMA), tegas meminta Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda untuk menuntut pertanggungjawaban dari pihak Filipina.

Pelajaran

Flores merupakan pulau penghasil misionaris. Ribuan pastor, suster, dan bruder tersebar di berbagai negara. Mereka berkarya di berbagai bidang, tidak hanya dalam urusan keagamaan semata. Mereka juga mendarmabaktikan diri dalam berbagai kegiatan pastoral, mulai dari bidang pendidikan, sosial, ekonomi, hingga kebudayaan.

Sejumlah kejadian miris sekiranya memberi banyak pelajaran. Tentu, kita berharap kejadian yang baru saja menimpa Pater Alex Dhae bisa mendapat perhatian serius tidak hanya dari pihak konggregasi SVD, serikat misionaris Pater Alex bernaung, tetapi juga dari pemerintah setempat dan pemerintah Indonesia.

Setiap warga negara Indonesia yang sedang bertugas di mancanegara, harus dijamin dan dilindungi hak-haknya.

Selain menuntut kerja diplomatis antarpemerintah, diperlukan juga sinergi antara WNI di luar negeri dengan pihak kedutaan RI setempat.

Kiranya antara setiap WNI, komunitas diaspora, dan perwakilan pemerintah Indonesia di luar negeri perlu dibangun komunikasi yang baik dan intensif. Dengan demikian perpanjangan tangan negara di mancanegara bisa mengetahui perkembangan setiap warganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun