Turun di final cabor tolak peluru F-20, Selasa (31/8/2021), Ziyad sejatinya berhak atas medali emas. Tolakannya sejauh 17.94 meter tidak hanya menjadikannya sebagai yang terjauh, serentak memecahkan rekor dunia.
Malaysia pun mendapat medali emas kedua, menyusul paralifter, Bonnie Buynyau Gustin yang sukses membukukan angkatan 228 kg, Sabtu (28/8/2021) lalu. Emas dari angkat berat kelas 72 kg putra itu adalah yang pertama bagi kontingen Negeri Jiran. Selain itu, Bonnie sukses memecahkan rekor Paralimpiade milik atlet Iran, Rasool Mohsin dengan 227 kg.
Sayangnya, kegembiraan itu tidak berlangsung lama. Pihak penyelenggara lantas mencabut medali emas tersebut. Ziyad didiskualifikasi. Artinya jelas, tidak mendapat medali sama sekali.
Medali emas kemudian diberikan kepada Maksym Koval dari Ukraina. Rekan setim Koval, Oleksandr Yarovyi mendapat perak. Medali perunggu jatuh ke tangan Efstratios Nikolaidis dari Yunani.
Melansir apnews.com dari Astro Awani, medali tersebut dianulir lantaran sang pemain datang terlambat untuk berkompetisi. Atlet Ukraina Maksym Koval menjadi yang terdepan melancarkan protes usai pertandingan.
Juru bicara Komite Paralimpiade Internasional Craig Spence mengatakan Ziyad dan dua atlet lainnya memang tetap diizinkan untuk bersaing.
"Mereka terlambat, mereka mungkin memiliki alasan logis untuk terlambat, dan karena itu kami mengizinkan mereka untuk bersaing dan melihat fakta-fakta setelahnya." Demikian Spence.
Spence mengatakan ketiganya datang terlambat tiga menit. Menurutnya ini tidak menjadi hukuman yang keras. "Yang lain sampai di sana lima menit lebih awal," ungkapnya.
Hanya saja alasan yang dikemukan atlet Malaysia dan dua peserta lainnya adalah mereka tidak mendengar pengumuman. Ada juga yang berdalih pengumuman itu dalam bahasa yang tidak mereka pahami.
Sebuah pernyataan dari World Para Athletics, mengatakan seorang wasit telah menentukan setelah perlombaan bahwa "tidak ada alasan yang dapat dibenarkan untuk kegagalan para atlet untuk melapor" tepat waktu.Â
Â