Menilik perjalanan Leani Ratri Oktila/Khalimatus sepanjang Paralimpiade kali ini, terbilang meyakinkan. Sejak pertandingan pertama, mereka mampu menunjukkan diri sebagai unggulan pertama. Tak heran pertandingan final menjadi puncak pertemuan antara dua jagoan teratas.
Sebagai final ideal, kedua pasangan menampilkan permainan apik. Persaingan memperebutkan poin begitu ketat. Game pertama menjadi milik Leani/KHalimatus setelah smes keras Leani berhasil mengoyak pertahanan lawan.
Kemenangan tipis, 21-18 di gim pertama, membuat pasangan Negeri Tirai Bambu itu berjuang untuk bermain lebih tenang, taktis, dan mencoba merapatkan pertahanan. Namun, Leani dan Khalimatus sama sekali tidak mengendurkan serangan.
Agresivitas serangan Leani dan Khalimatus kerap membuat lawan kewalahan. Poin demi poin pun bisa diraih wakil Indonesia hingga mampu menyudahi pertandingan di set kedua dengan skor 21-12.
Leani dan Khalimatus terbukti mampu menjaga tren positif di setiap pertandingan. Sejak pertandingan pertama, keduanya mampu menjaga performa. Penampilan konsisten ini mereka tunjukan hingga laga pamungkas.
Di babak penyisihan, Leani/Khalimatus tak terkalahkan. Kemenangan pertama diraih atas Nipada Saensupa/Thailand Chanida Srinavakul dari Thailand, 21-9 dan 21-13.
Kemenangan straight set pun menutup pertandingan kedua. Pasangan tuan rumah, Noriko Ito/Ayako Suzuki tak berkutik. Noriko Ito/Ayako Suzuki menyerah 21-4 dan 21--8.
Hasil sempurna memantapkan langkah Leani/Khalimatus ke semi final sebagai jawara Grup A. Langkah keduanya tak juga mendapat hambatan berarti dalam perebutan tiket final. Pasangan Perancis, Lenaig Morin/Faustine Noel tak bisa membendung laju wakil Merah Putih. Leani/Khalimatus menang 21-9 dan 21-15.
Tambah perak dan perunggu