Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Usai Greysia/Apri, Giliran Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah Raih Emas Paralimpiade Tokyo

4 September 2021   21:34 Diperbarui: 5 September 2021   07:41 930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah berpose bersama Chef de Mission kontingen Indonesia And Herman (dua dari kiri) dan Ketua NPC Indonesia Senny Marbun usai meraih medali emas Paralimpiade Tokyo 2020.| Sumber: DOK. NPC INDONESIA via Kompas.com

Tahun ini sepertinya menjadi tahun prestasi para atlet bulu tangkis ganda putri Indonesia, baik di panggung Olimpiade maupun Paralimpiade 2020.

Awal Agustus lalu, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu menjadi satu-satunya penyumbang medali emas di Olimpiade Tokyo, kini giliran Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah di pentas Paralimpiade.

Greys dan Apri menjadi yang terbaik di pesta olahraga empat tahunan, yang edisi kali ini digelar di tahun kelima setelah Olimpiade Rio de Janeiro, seusai mengalahkan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dari China di 1 Musashino Forest Sport Plaza dalam dua gim langsung, 21-19, 21-15.

Hampir sebulan berselang, di tempat berbeda, di Yoyogi National Stadium, Sabtu (4/9/2021) malam WIB, Leani dan Khalimatus mengandaskan harapan wakil China lainnya, Cheng Hefang/Ma Huihui, juga straight set.

Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah: https://twitter.com/BadmintonTalk
Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah: https://twitter.com/BadmintonTalk

Leani dan Khalimatus menang 21-18 21-12 untuk meraih medali emas para badminton kelas SL3--SU5. Medali emas yang diraih usai bertarung 32 menit ini sungguh berarti baik bagi pasangan ganda putri ini, maupun bagi Indonesia.

Leani dan Khalimatus mengikuti jejak Greys dan Apri membuat bangga segenap rakyat Indonesia. Dalam sepi, keduanya bertarung untuk mengumandangkan Indonesia Raya dan mengibarkan Sang Saka Merah Putih di hajatan akbar itu.

Ini menjadi medali emas pertama Indonesia setelah menanti selama 41 tahun. Terakhir kali meraih emas Paralimpiade Arnhem 1980, Indonesia akhirnya bisa kembali merasakan manisnya medali emas.

Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah di antara peraih perak dan perunggu: https://twitter.com/BadmintonTalk
Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah di antara peraih perak dan perunggu: https://twitter.com/BadmintonTalk

Hasil sempurna

Menilik perjalanan Leani Ratri Oktila/Khalimatus sepanjang Paralimpiade kali ini, terbilang meyakinkan. Sejak pertandingan pertama, mereka mampu menunjukkan diri sebagai unggulan pertama. Tak heran pertandingan final menjadi puncak pertemuan antara dua jagoan teratas.

Kirim Wakil ke Semi Final di 5 Nomor Para Badminton dan Potensi Medali Emas yang Lama Dinanti Indonesia

Sebagai final ideal, kedua pasangan menampilkan permainan apik. Persaingan memperebutkan poin begitu ketat. Game pertama menjadi milik Leani/KHalimatus setelah smes keras Leani berhasil mengoyak pertahanan lawan.

Kemenangan tipis, 21-18 di gim pertama, membuat pasangan Negeri Tirai Bambu itu berjuang untuk bermain lebih tenang, taktis, dan mencoba merapatkan pertahanan. Namun, Leani dan Khalimatus sama sekali tidak mengendurkan serangan.

Agresivitas serangan Leani dan Khalimatus kerap membuat lawan kewalahan. Poin demi poin pun bisa diraih wakil Indonesia hingga mampu menyudahi pertandingan di set kedua dengan skor 21-12.

Indonesia Raya berkumandang dan Merah-Putih mengangkasa di panggung Paralimpiade Tokyo: https://twitter.com/BadmintonTalk
Indonesia Raya berkumandang dan Merah-Putih mengangkasa di panggung Paralimpiade Tokyo: https://twitter.com/BadmintonTalk

Leani dan Khalimatus terbukti mampu menjaga tren positif di setiap pertandingan. Sejak pertandingan pertama, keduanya mampu menjaga performa. Penampilan konsisten ini mereka tunjukan hingga laga pamungkas.

Di babak penyisihan, Leani/Khalimatus tak terkalahkan. Kemenangan pertama diraih atas Nipada Saensupa/Thailand Chanida Srinavakul dari Thailand, 21-9 dan 21-13.

Kemenangan straight set pun menutup pertandingan kedua. Pasangan tuan rumah, Noriko Ito/Ayako Suzuki tak berkutik. Noriko Ito/Ayako Suzuki menyerah 21-4 dan 21--8.

Hasil sempurna memantapkan langkah Leani/Khalimatus ke semi final sebagai jawara Grup A. Langkah keduanya tak juga mendapat hambatan berarti dalam perebutan tiket final. Pasangan Perancis, Lenaig Morin/Faustine Noel tak bisa membendung laju wakil Merah Putih. Leani/Khalimatus menang 21-9 dan 21-15.

Tambah perak dan perunggu

Sehari menjelang penutupan Paralimpiade Tokyo, tim Indonesia akhirnya bisa meraih medali emas. Tidak hanya itu, Indonesia pun menambah satu perak dan satu perunggu untuk melengkapi tabungan enam medali.

Cabor ini mampu mengirim wakil semifinal di lima nomor berbeda. Pada Sabtu, (4/9) dua nomor berhasil menyumbang medali. Selain dari sektor ganda putri, dua atlet tunggal putra juga mampu menyumbang medali. Keduanya adalah Suryo Nugroho dan Dheva Anrimusthi di kelas SU5.

Suryo lolos ke semifinal dengan status runner-up Grup A berkat kemenangan dua set langsung atas Meril Loquette asal Prancis di laga terakhir penyisihan grup.

Hasil sempurna ditorehkan Dheva sepanjang babak penyisihan. Juga tergabung di Grup A, Dheva tanpa hambatan menghadapi lawan-lawannya. Kemenangan terakhir diraih atas Bartlomiej Mroz dari Polandia, 21-17, 21-7.

Duo pebulutangkis para badminton tunggal putra Indonesia menyumbang perak dan perunggu: NPC Indonesia
Duo pebulutangkis para badminton tunggal putra Indonesia menyumbang perak dan perunggu: NPC Indonesia

Sayangnya, dari hasil undian, Dheva harus terlibat perang saudara dengan Suryo. Pemenang di laga ini akan menghadapi Fang Jen Yu asal Taiwan atau Cheah Like Hou dari Malaysia.

Dheva yang menyapu bersih laga penyisihan grup mampu mengalahkan rekan senegara. Ia kemudian menghadapi Cheak Leik Hou.

Tidak mudah bagi Dheva untuk meladeni wakil Negeri Jiran itu. Permainan apik Cheak membuat Dheva harus menyerah 17-21 dan 21-15.

Medali perak Dheva mampu memotivasi Suryo untuk tak membuang kesempatan meraih perunggu. Menghadapi Fang Jen, Suryo sukses mengunci kemenangan dua gim, 21-16, 21-9.

Saptoyogo dan Evi Tiarani Gagal

Peluang Indonesia meraih tambahan medali dari sektor para atletik tak terwujud. Saptoyogo Purnomo gagal menembus tiga besar di final para atletik nomor Men's 200m T37.

Saptoyogo yang start dari line 6 harus beradu cepat dengan 8 pelari lainnya di partai final. Ia mampu meraih catatan waktu 23.27 detik sebagai catatan terbaiknya musim ini. Sayangnya, ia belum bisa meraih medali, karena harus puas berada di urutan keenam.

Medali emas diraih pelari Amerika Serikat Nick Mayhugh dengan catatan waktu 21.91 detik, medali perak diraih oleh Andrei Vdovin dari Rusia dengan waktu 22.24 detik, sedangkan medali perunggu jatuh kepada Ricardo Gomes de Mendonca asal Brasil dengan waktu 22.62 detik.

Walau gagal meraih medali, Saptoyogo sudah mengantongi satu medali perunggu.

Sementara harapan Indonesia pada sprinter Karisma Evi Tiarani di nomor Women's 100m T63 juga belum berbuah medali. Karisma mampu mencapai finis kedua di Heat 2 pada pagi hari dengan catatan waktu 14.83 detik, di belakang Martina Caironi asal Italia yang tampil tercepat dengan catatan waktu 14.37 detik.

Sayangnya, dalam pertandingan final yang digelar pada pukul 19.26 WIB, pemegang rekor dunia di kelas T42, hanya mampu mengakhiri perlombaan di urutan keempat. Evi yang merupakan pemegang medali emas Kejuaraan Dunia Para Atletik 2019 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), tertinggal di belakang tiga pelari Italia.

Emas nomor ini menjadi milik Ambra Sabatini yang mencatatkan waktu 14.11 detik, disusul Martina Caironi (14.46 detik), dan M.G Contrafatto (14.73 detik), 10 detik lebih cepat dari Evi.

Kredit tetap kita berikan untuk Evi.

Evi gagal menembus dominasi para atlet para atletik Italia: https://twitter.com/BadmintonTalk
Evi gagal menembus dominasi para atlet para atletik Italia: https://twitter.com/BadmintonTalk

Peluang tambah medali

Selain tambahan satu medali emas, satu perak dan satu perunggu hari ini, Indonesia masih berpeluang menambah medali di hari terakhir Paralimpiade, Minggu (5/9/2021).

Indonesia juga mengirimkan wakil ke partai final di sektor tunggal putri SL4 dan ganda campuran SL3-SU5. Leani Ratri mengukir debut fenomenal di ajang Paralimpiade dengan tampil di final di tiga nomor berbeda.

Setelah di nomor ganda putri, Ratri akan tampil di kedua nomor itu. Di tunggal putra, Leani akan menghadapi wakil China, Cheng Hefang. Ratri ke partai puncak usai menumbangkan rekan senegara Chen Hefang, Ma Huihui.

Tak berselang lama bersama Hary Susanto menghadapi wakil Prancis, Mazur Lucas/Noel Faustine. Ratri dan Hary lolos ke final usai menundukkan Palak Kohli-Pramod Bhagat dari India 21-3,21-15.

Sementara itu lawannya dari Prancis, Faustine/Lucas mengandaskan wakil tuan rumah Akiko Sugino-Daisuke Fujihara, 21-10,21-11.

Apakah Ratri akan menambah pundi-pundi medali emasnya? Semoga ada kabar gembira sebelum penutupan Paralimpiade 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun