Inggris kemudian menunjukkannya sikap perlawanan dengan berlutut sebelum pertandingan. Tidak hanya para pemain, pelatih Gareth Southgate dan tim pelatih di bangku pemain cadangan pun melakukan hal yang sama. Ini menjadi gerakan anti-rasisme.
Dalam keterangannya sebelum pertandingan, Kalvin Phillips tegas menyatakan para pemain bergeming akan berlutut "karena itu penting bagi kami, penting bagi negara kami dan untuk memerangi pelecehan rasial."
Berada di "sarang" aksi rasisme, jelas tindakan tersebut mengundang tanggapan berbeda. Tak heran aksi tersebut langsung disambut ejekan keras dari pinggir lapangan.
Reaksi yang ditunjukkan penggemar Irlandia, sebagaimana pemberitaan luas yang kita tangkap, persis seperti dialami pemain Irlandia. Gerakan anti-rasisme Irlandia sebelum laga persahabatan di tempat yang sama pada Juni lalu.
Tidak berhenti
Tidak hanya di awal. Aksi tak terpuji pendukung tuan rumah terus berlanjut. Puncaknya saat Raheem Sterling melakukan selebrasi untuk gol yang ia ciptakan. Gol menyambut umpan tarik Mason Mount itu memecah kebuntuan setelah gagal mencetak gol sepanjang babak pertama.
Usai menggetarkan gawang Peter Gulacsi di menit ke-55, bintang Manchester City itu berlari ke pinggir lapangan sambil membuka kaus untuk menunjukkan pesan di baliknya. Di sana tertulis "Love you forever Steffie Gregg."
Stevi diketahui sebagai teman Sterling yang baru saja meninggal pada awal pekan ini. Keduanya sama-sama berusia 26 tahun sehingga bisa dianggap sebagai kawan sebaya.
Stevi meninggal karena komplikasi Covid-19. Ia adalah keponakan dari produser music Jamaika, Rvsiian dan Twitch yang dikenal cukup populer dengan lebih dari 36 ribu pengikut di Instagram.
Rupanya Sterling ingin mengirimkan simpati pada keluarga Stevi, sekaligus ungkapan cintanya pada sahabatnya itu.