Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Kisah Kevin Cordon, dari Kemiskinan dan Keterpencilan Guatemala Mengguncang Panggung Olimpiade

1 Agustus 2021   04:15 Diperbarui: 1 Agustus 2021   07:30 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta Guatemala dengan penduduk sekitar 15 juta jiwa (2014): sejarahdunia.com

Aksi Kevin Cordon saat mengalahkan pemain Korea Selatan di perempat final: bwfbadminton.com
Aksi Kevin Cordon saat mengalahkan pemain Korea Selatan di perempat final: bwfbadminton.com

“Saya masih senang, masih tersenyum. Yah, aku masih anak-anak, bermain seperti anak kecil, bersenang-senang. Mencoba melakukan yang terbaik. Bisakah Anda percaya bahwa saya berada di semifinal sekarang? Sungguh luar biasa," ungkap Cordon usai laga dengan senyum tersungging lebar.

Ia tahu perjuangan panjang selama bertahun-tahun sebagai pemain professional pantas untuk dirayakan. Setelah mengunci kemenangan atas Heo, Cordon tak kuasa melampiaskan kegembiraannya dengan berteriak kencang.

“Ketika Anda berlatih dengan hati, dengan kesabaran, semua hal baik ini akan datang ke dalam hidup Anda.”

Menghadapi raksasa

Sudah berada di semi final membuat Cordon semakin dekat dengan medali. Medali pertama bagi sejarah bulu tangkis negara bekas koloni Spanyol itu. Juga, medali pertama bagi Amerika Selatan di cabang yang menempatkan mereka sebagai underdog. 

Agar bisa bersaing meraih medali emas, Cordon harus melewati hadangan Viktor Axelsen. Di hadapan pemain Denmark itu, Cordon tentu bukan siapa-siapa. Walau Axelsen lebih mudah secara usia, prestasinya bak langit dan bumi dibanding Cordon.

Axelsen yang menang mudah atas Shi Yu Qi di perempat final tentu lebih percaya diri untuk menatap medali emas bagi negaranya. Kemenangan atas Shi asal China yang sebelumnya membuat Jonatan Christie tak berdaya mengirim isyarat bagi Cordon.

Bagaimana Cordon menghadapi Axelsen? Apa strategi yang akan diterapkan? Adakah sesuatu yang membuatnya percaya diri dan yakin untuk menghadapi sang raksasa?

Cordon percaya diri menyebut dirinya memiliki smes yang keras. Walau lengannya ramping, kekuatan itu bisa menjadi andalannya.

Ia tentu berada dalam posisi lepas bebas. Ia akan bermain tanpa beban. Sama seperti yang ia lakukan selama ini di hadapan para pemain hebat yang hanya bisa ia saksikan di layar kaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun