Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Cepat Tergoda Postingan! Waspadai Modus Penipuan Belanja Online via Instagram

19 Mei 2021   14:45 Diperbarui: 20 Mei 2021   09:50 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi belanja online: freepik.com 

Selain itu perlu digali jalur yang dipilih untuk berbelanja online. Apakah melalui marketplace (lokapasar), e-commerce atau toko online?

Lokapasar mengacu pada situs perantara yang menghubungkan para penjual dengan pembeli. Sementara toko online tidak membutuhkan perantara. Penjual langsung terkoneksi dengan pembeli.

Infografis: legalo.id
Infografis: legalo.id

Saat ini penetrasi dan perkembangan lokapasar dan toko online yang dikelola berbagai pelaku baik perusahaan ternama maupun pendatang baru, entah penyedia lapak, penjual hingga penjual ulang (reseller), semakin meningkat.

Infrastruktur teknologi yang semakin baik ditopang oleh pola konsumsi dan tren belanja yang semakin menguat ke arah digital, membuat dunia digital semakin menggiurkan. Kue besar ekonomi digital yang menggoda banyak pihak.

Konsumen cerdas dan bijak

Bila mayoritas penduduk Indonesia sudah terhubung dengan internet, maka bisa dipastikan saya dan pembaca konten ini adalah beberapa dari antaranya. Bisa jadi juga kita adalah bagian dari pelaku belanja online.

Setiap kita tentu memiliki pengalaman tersendiri, baik positif maupun negatif. Masih banyaknya komentar, keluhan, protes, hingga umpatan yang berseliweran di sosial media hingga situs-situs belanja menunjukkan ragamnya kesan dan pengalaman berbelanja daring. Kisah di awal tulisan ini adalah salah satunya.

Bahwa tidak semua lokapasar menghadirkan kepuasan dan tidak semua toko online tidak dikelola secara meyakinkan adalah beberapa kesan umum yang ditangkap. Begitu juga tidak semua aktivitas belanja hanya mengerucut pada saluran tertentu menggambarkan ragam pilihan dan promosi di jagad maya.

Walau masih mengalami kekurangan di sana-sini, ada pengalaman tertentu yang membuat kita sebagai pembeli jera. Suatu pengalaman buruk bisa jadi lebih dari cukup untuk hijrah dan memberi nilai merah pada rapor web, aplikasi, hingga toko online tertentu.

Dengan semakin beragamnya pilihan platform dan kian menggungah selera aneka rayuan promosi dari waktu ke waktu, maka pengalaman beralih bukan sesuatu yang sulit. Dan lebih sulit lagi untuk kembali memberikan kepercayaan atas sebuah kekecewaan yang telah dibuat. Karena itu kepercayaan dan kepuasan konsumen adalah nilai penting yang dipegang dan dijunjungtinggi setiap penjual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun