Mungkin karena alasan itulah maka tradisi ini mulai cepat berubah. Bisa jadi di beberapa tempat mulai hilang lantaran tidak ada ikatan kewajiban bagi orang-orang atau kelompok tertentu untuk menjalankannya seperti peran "El Mesaharaty" pada zaman dahulu.
Apalagi tradisi ini mulai dipertanyakan tingakt keefektifan dan kepatutan. Ada pro dan kontra terkait ketertiban umum. Mungkin ada yang merasa tidak nyaman "diganggu" dengan berbagai suara di malam hari.Â
Sejak tahun 2000-an muncul "Sahur On The Road" yakni berbagi makanan sambil menyusuri jalan. Sayanganya, jenis ini mudah berubah wujud menjadi balap liar, konvoi, hingga tawuran. Kemudian  "Sahur On The Road" yang mudah disalahartikan itu harus mendapat perhatian serius dari aparat keamanan.
Ada yang menganggap bangun sahur adalah panggilan masing-masing orang yang menuntut tanggung jawab pribadi. Setiap orang yang berkesadaran patut untuk mengatur dan mengambil cara terbaik agar kewajiban agama itu tidak sampai terlewat.
Ditambah lagi zaman semakin berkembang. Teknologi pun bermunculan silih berganti dengan bentuk yang semakin canggih dari waktu ke waktu. Tidak harus mengandalkan orang lain, juga kontribusi manusia, untuk bangun sahur. Kehadiran sejumlah bentuk "alarm" sudah sangat membantu.
Dengan mengatur jadwal di menu alarm di telepon genggam, maka teknologi itu akan bekerja dengan baik, sejauh daya baterainya tercukupi. Begitu juga dengan menggunakan jam alarm yang hadir dalam berbagai bentuk dan kualitas suara. Bahkan televisi sekalipun, bisa membantu.
Lantas, dengan cara apa Anda dibangunkan untuk sahur? Apakah Anda juga terlibat aktif untuk membantu membangunkan orang lain? Apakah masih terdengar pekik suara manusia dan  dentang instrumen di tengah malam? Atau semua itu sudah berganti seruan dari perangkat teknologi?
Saat ini kita masih bergulat dengan pandemi Covid-19. Segala aktivitas di luar ruangan patut dijalankan dengan penuh kehati-hatian dan kewaspadaan. Bila tidak ada sesuatu yang mendesak, alangkah baiknya tetap di rumah saja. Sekalipun Anda tergerak untuk ikut membantu orang lain, protokol kesehatan dan aspek keselamatan tetap menjadi prioritas.
Akhirnya, apa pun itu sahur adalah wajib. Sementara bagaimana mata Anda dibuat melek agar kewajiban itu tidak sampai alpa, adalah pilihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H