Di tengah keterbatasan informasi dan sepi pemberitaan, kita bisa mencatat sejumlah momen menarik yang mengiringi perjalanan tim Indonesia menuju Birmingham, Inggris.Â
Selama sepekan ke depan sebanyak 12 atlet, plus pelatih dan ofisial akan berjibaku di turnamen bulutangkis tertua di dunia, All England. Mereka berada dalam komando manajer tim, Ricky Soebagdja, pemilik gelar ganda putra All England 1995 dan 1996 bersama Rexy Mainaky.
Perhelatan level Super 1000 itu akan digelar di Utilita Arena Birmingham sejak 17 hingga 21 Maret 2021.Â
Para pebulutangkis terbaik dari seluruh dunia akan ambil bagian memperebutkan total hadiah 850 ribu dolar AS atau sekitar Rp 12,15 miliar, ditambah 12 ribu poin bagi para jawara.
Turnamen ini digelar dalam situasi yang kurang ideal. Rasa cemas dan was-was tentu membayangi setiap kibasan raket para pemain. Menggunakan sistem gelembung dan berlangsung secara tertutup cukup menjawab apa yang sesungguhnya sedang terjadi.
Penerapan protokol kesehatan secara ketat dan tertutupnya pintu arena bagi penonton sebenarnya sudah menjadi pemandangan yang nyaris lumrah.Â
Sejak tiga seri pertama di Thailand yang membuka kalender BWF World Tour 2021, hal-hal semacam itu seperti sudah menjadi pemandangan biasa, yang sudah diakrabi para pemain seperti Viktor Axelsen dan Carolina Marin.
Kedua pemain di atas adalah sedikit dari sekian banyak pemain top yang tak pernah absen sejak awal tahun. Sementara itu banyak dari para pemain unggulan lainnya tersandung berbagai kendala yang membuat mereka hanya bisa duduk manis seperti penonton pada umumnya.
Tapi kini, All England 2021, seperti memanggil segenap pemain untuk ambil bagian. Tidak terkecuali delapan wakil terbaik dari Indonesia.Â