Artinya, puasa bukan soal orang per orang atau kelompok agama tertentu. Puasa adalah laku lumrah yang sudah, sedang dan bisa dijalankan oleh siapa saja.Â
Selain sebagai bentuk penghayatan terhadap perintah agama, puasa adalah kesempatan emas untuk menimba banyak nilai moral dan kebajikan universal. Salah satu nilai moral yang disebut Kang Jalal, dengan mengutip Ali bin Abu Thalib, adalah "jangan jadikan perutmu sebagai kuburan hewan."
Puasa adalah kesempatan mendidik manusia untuk tidak egois. Tidak semena-mena terhadap sesama. Ujian menahan berbagai godaan dan kecenderungan ingat diri yang akut dengan menjadikan sesama, apalagi yang miskin dan lemah, sebagai objek eksploitasi dan tumbal pemenuhan hasrat dan ambisi pribadi.
Puasa adalah momen metanoia. Pertobatan. Jalan pulang pada yang sejati. Penyadaran terhadap jati diri asali sebagai  ciptaan Allah yang fana, tidak berarti, dan tak bisa luput dari salah dan dosa. Umat Katolik menandainya dengan goresan abu hasil pembakaran daun palma pada dahi dalam perayaan Rabu Abu.Â
Kesadaran akan kerapuhan yang membuat setiap orang tidak bisa bergantung pada kesanggupan sendiri dan hidup bagai sebuah pulau terasing. Kita adalah sesama bagi yang lain. Tidak hanya dalam untung, tetapi juga saat malang menerjang seperti kala pandemi Covid-19 ini.
Selamat berpuasa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H