Hati suami mana yang tak sedih bila harus melihat sang istri berjuang melahirkan sendiri. Begitu juga, hati ayah mana yang tak remuk bila wajah dan tangisan pertama buah hati hanya bisa dilihat dan didengar dari jauh.
Begitulah yang terjadi dengan Ahsan. Beberapa jam sebelum bertarung di laga "hidup-mati" tangis bayinya terdengar usai melewati persalinan yang tidak mudah.
"Rencananya memang mau menunggu saya pulang, tapi akhirnya hari kelahirannya maju."
Ia hanya bisa mendoakan sang istri dari Bangkok, Thailand, di saat-saat sulit melahirkan anak ketiga mereka. Ahsan kemudian membagikan sejumlah gambar sang bayi dan istri tercinta di akun Instagram pribadi beberapa jam sebelum pertandingan.
"Alhamdulillah telah lahir putri kami dalam keadaan sehat walafiat. Sedih juga karena baru pertama kali tidak bisa menemani istri bersalin karena tugas."
Kegetiran yang dibagikan Ahsan ternyata tidak menyurutkan semangatnya di lapangan pertandingan. Rasa sedih itu kemudian dikonversi secara positif ke dalam permainan penuh semangat. Kerinduan mendekap sang putri mungil itu disaput dengan pukulan-pukulan raket penuh tenaga.
Rasa sedih dan sakit yang diatasi dengan sebaik-baiknya itu membuat mereka mampu meraih kemenangan. Ia seperti si aku Chairil Anwar yang tak peduli pada segala rintangan. Luka dan bisa kemudian Ahsan bawa berlari ke semi final, hingga hilang pedih peri.Â
Kini mereka selangkah lebih dekat dengan tangga juara, semakin dekat dengan mahkota gelar yang bisa jadi kado manis untuk istri dan bayi tercinta. Persis kata-kata Ahsan saat diwawancara BWF usai pertandingan.
"I hope for the champion for my daughter!!" Saya berharap juara untuk putri saya. Ungkapnya sambil tertawa.
Siapa pun lawan di semi final, Sabtu (30/1), The Daddies sepertinya tidak peduli. Dengan siapa undian mempertemukan mereka, keduanya tak mau ambil pusing. Termasuk bila kembali mempertemukan mereka dengan pasangan muda Korea, Choi Sol Gyu/Seo Seung Jae. Mereka akan berjuang sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya. Tekad mereka bulat. Mereka mau merengkuh satu gelar lagi.