Marin dan Tai jumpa lagi, apakah akan terjadi balas dendam?
Selain ganda putra, tunggal putri juga bakal menghadirkan tontonan menarik. Dua srikandi, Carolina Marin dan Tai Tzu Ying kembali bertemu di partai final.
Pekan lalu kemenangan menjadi milik Carolina Marin. Meski bukan unggulan pertama, Marin mampu membuat Tai seakan tak berdaya. Duel final itu berlangsung hanya dalam dua set dengan tempo 42 menit. Skor akhir 21-9 21-16 mengantar Marin ke podium tertinggi.
Bagi Marin kemenangan itu begitu emosional. Ini menandai awal sempurna usai mengalami berbagai tantangan sepanjang tahun lalu. Tidak hanya pandemi, kehilangan sang ayah membuatnya sangat terpukul. Bangkit dari situasi pelik itu ternyata membuatnya menjadi lebih kuat. Tai nyaris tak diberikan kesempatan untuk menunjukkan sisi terbaiknya. Apakah hal yang sama akan kembali berulang?
Energi Marin, yang diunggulkan di tempat kelima, sepertinya belum habis. Dua pekan terakhir ia berhasil melewati ujian berat menghadapi pemain yang sama di babak semi final. An Se Young, pemain 18 tahun asal Korea yang tengah naik daun. Ternyata Marin yang sembilan tahun lebih tua tetap menunjukkan kelasnya.
Pekan lalu Marin menang straight set, 21-18 21-16. Kemenangan dengan jumlah set yang sama kembali berulang. Menariknya, kemenangan 21-19 21-15 di pertemuan kelima ini berdurasi identik: 51 menit.
Level An tentu di bawah Tai. Pengalaman dan skill Tai sudah jauh lebih teruji, termasuk saat menghadapi Marin. Dalam 16 pertemuan, Tai unggul sembilan kali. Sebelum keunggulannya dipangkas pekan lalu, Tai sempat memetik kemenangan di pertemuan sebelumnya.
Melihat riwayat pertemuan mereka, tersaji data yang menempatkan keduanya dalam tren dan peluang yang sama. Saling memberikan kekalahan kepada lawan dalam beberapa pertemuan terakhir.
Hal ini membuat aroma pertemuan kali ini bakal berlangsung intens. Sebab, laga ini tidak hanya mempertontonkan aksi unjuk skill demi merebut 70 ribu dolar AS (setara Rp 968 juta) dan 12 ribu poin. Tetapi juga berkelindan dengan semangat balas dendam di satu sisi dan ambisi untuk menunjukkan siapa sesungguhnya tunggal putri terbaik saat ini.
Jaga muka tuan rumah, Dechapol/Sapsiree kembali jadi juara?