Ada aspek-aspek yang hilang dari Greysia/Apri di pertemuan keenam ini. Namun ada sisi-sisi menonjol yang ditunjukkan wakil Negeri Ginseng itu, sekaligus membuka peluang bagi mereka untuk mencapai klimaks.
Di partai final, Lee/Shin akan menghadapi rekan senegara. Adalah unggulan empat, Kim So Yeong/Kong Hee Yong yang menang mudah atas pasangan Malaysia, Chow Mei Kuan/Lee Meng Yean di semi final.
Di atas kertas Lee/Shin lebih diunggulkan. Memiliki peringkat dunia dan rekor head to head yang lebih baik. Tiga dari empat pertemuan, termasuk dua pertemuan terakhir, menjadi milik Lee/Shin.
Apakah nasib Lee/Shin akan seperti Greysia Apri? Apakah kemenangan satu sama lain menjadi isyarat juara? Terlepas dari siapa yang akan menjadi pemenang, Korea Selatan sudah menggenggam satu gelar juara.
Dikuasai Denmark, apakah Axelsen akan ukir brace atau giliran Pak Hans naik podium juara?
Seperti Korea menguasai ganda putri, demikian juga Denmark di tunggal putra. Dari tiga wakil di semi final, Denmark sukses menciptakan final di antara pemainnya. Pemain senior, Hans-Kristian Solberg Vittinghus, membuat kejutan dengan menyingkirkan Anders Antonsen di semi final.
Menariknya, pemain 35 tahun itu membuat Antonsen, unggulan tiga, nyaris tak berdaya. Hans menang dua game, 21-19 21-8 dalam waktu 45 menit.
Sementara itu Axelsen menguburkan harapan Chou Tien Chen. Walau diunggulkan di posisi keempat, Axelsen membuat unggulan dua itu tak bisa menunjukkan permainan terbaiknya. Berdurasi 51 menit, Axelsen menang 21-19 dan 21-15, sekaligus membuat skor pertemuan di antara mereka semakin jomplang, 11-2.
Final pun menjadi perang antara dua pemain berbeda usia delapan tahun itu. Selain perjumpaan rutin di arena latihan, keduanya sudah lima kali bertemu di turnamen resmi. Tiga dari tiga pertemuan terakhir dimenangi Axelsen.