Hanya saja, Goh/Tan akan berjuang dengan motivasi ekstra. Mereka tidak hanya ingin menorehkan catatan di lembaran sejarah turnamen tersebut, tetapi juga mendapatkan hadiah maksimal. Â
Bisa jadi himpitan ekonomi yang sedang terjadi akan melipatgandakan semangat mereka. Dalam situasi pandemi yang tak menentu ini, berkah yang ada di Impact Arena, Bangkok, tak ingin mereka sia-siakan.
"Senang rasanya kita bisa mencapai final setelah waktu yang lama. Saat ini kami menikmati permainan, itu yang paling penting bagi kami. Kami berusaha untuk mempertahankan standar sejauh yang kami bisa. Kami akan mempelajari lawan kami untuk besok dan tetap fokus," tandas Tan diplomatis.
Dua Wakil Indonesia
Tidak hanya Leo dan Daniel, Anthony Sinisuka Ginting juga bermain antiklimaks. Unggulan lima ini menyerah dari Viktor Axelsen asal Denmark. Ginting yang sempat tertinggal di game pertama berhasil bangkit di game kedua. Hanya saja keunggulan di game ketiga gagal dimanfaatkan dan dipertahankan hingga akhir. Ia harus melepaskan tiket final usai bertarung selama 63 menit, dengan skor 19-21, 21-13, 13-21.
Tersingkirnya dua wakil itu, membuat Indonesia kini menaruh harapan pada dua pasangan ganda. Usai menyingkirkan pasangan Prancis, Thom Gicquel/Delphine Delrue, 21-16, 23-21, Praveen/Melati akan menantang unggulan pertama, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai di final ganda campuran. Apakah Praveen/Melati mampu menjinakkan Dechapol/Sapsiree di markas mereka?
Harapan lainnya datang dari Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Pasangan berbeda generasi ini tampil impresif saat menekuk Lee So-hee/Shin Seung-chan, 15-21, 21-15 dan 21-16. Setelah kemenangan atas unggulan tiga dari Korea, mereka akan menghadapi pasangan tuan rumah, Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai.
Secara peringkat dan catatan head to head, Greysia/Apriyani unggul. Greysia/Apri menang empat kali dalam lima pertemuan di antara mereka. Hanya saja, di pertemuan terakhir di Taiwan Open 2019, Greysia/Apri menyerah 21-18,12-21,21-17. Saat itu Greysia/Apri menjadi unggulan pertama.
Selain mewaspadai faktor tuan rumah, kekalahan di pertemuan terakhir harus menjadi catatan. Selain itu, ganda putri terbaik Merah Putih ini pun harus bisa mengatur ambisi untuk menjadi juara dan tenaga yang dimiliki. Jangan sampai justru menjadi antiklimaks. Â