Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Goh V Shem/Tan Wee Kiong dan Cerita Pilu Pemain Independen di Tengah Pandemi

17 Januari 2021   00:00 Diperbarui: 17 Januari 2021   00:15 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Goh V Shem (kanan) tersenyum usai memastikan tiket final Thailand Open 2021/bwfbadminton.com

Terjangan pandemi Covid-19 memukul semua sektor. Hampir tak ada sisi kehidupan yang luput. Tidak terkecuali dunia olahraga. Terhentinya kompetisi membuat para pemain kehilangan kesempatan bermain. Risikonya, keran penghasilan pun tertutup.

Bagi pemain bulutangkis profesional yang berada di bawah tanggung jawab negara tentu masih bisa bernapas. Bisa dibayangkan bagaimana nasib para pemain independen yang semata-mata bergantung pada kemampuan sendiri saat tak ada satu pun kompetisi digelar. Dengan cara apa mereka bertahan hidup?

Situasi ini jelas dialami Goh V Shem dan Tan Wee Kiong. Sejak memutuskan lepas dari tim nasional Malaysia beberapa tahun lalu, keduanya harus berjuang sendiri di setiap turnamen. Tidak ada jaminan dari Federasi Bulutangkis Malaysia (BAM). Mereka semata-mata hanya bergantung pada sponsor agar bisa terus mengayunkan raket dan menjaga asap dapur tetap ngebul.

"Sebagai pemain independen kami harus menangani banyak hal sendiri, kami harus mengatur semuanya," beber Tan seperti dinukil dari situs BWF.

Keluar dari tim nasional jelas bukan suatu keputusan yang tabu dalam dunia bulutangkis. Para pemain Indonesia pun pernah melakukan itu. Pasangan senior Hendra Setiawan dan Mohammad Hasan tak terkecuali.

Awal tahun 2019 lalu, pasangan yang karib disapa "Daddies" itu memilih meninggalkan pelatnas PBSI. Keduanya memilih meniti karier sebagai pemain profesional independen. Saat itu, mereka beralasan ingin memberi tempat dan peluang lebih besar kepada para pemain muda.

Hendra bahkan pernah menjadi pemain independen dua tahun sebelum itu. Ia memilih partner dari Malaysia, Tan Boon Heong. Setahun kemudian, di awal 2018, Hendra dipanggil kembali ke pelatnas untuk berpasangan lagi dengan Ahsan.

Mohammad Ahsan (kanan) dan Hendra Setiawan pernah memilih menjadi pemain profesional independen/badmintonindonesia.org
Mohammad Ahsan (kanan) dan Hendra Setiawan pernah memilih menjadi pemain profesional independen/badmintonindonesia.org

Ternyata pilihan meniti karier di luar pelatnas dalam situasi pandemi seperti ini jauh lebih menantang. Apalagi untuk para pemain senior dengan berbagai tanggungan. Syukurlah kalau masih mendapat suntikan modal dari sponsor, bila tidak maka pintu pemasukan dari bulutangkis benar-benar tertutup.

"Syukurlah sponsor kami terus mendukung kami, terutama Yonex dan Top Glove. Tidak mudah bagi pemain independen, tidak hanya kami, tetapi juga Teo (Ee Yi), Ong (Yew Sin), Chan (Peng Soon,) dan Goh (Liu Ying)... Setidaknya kami berhasil mempelajari sesuatu, dalam situasi ini," Goh mengakui bahwa nasih serupa juga mendera para pemain independen Malaysia lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun