Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Awal Tahun 2021, Boleh Belajar Tatap Muka atau Kembali Belajar dari Rumah?

3 Januari 2021   19:15 Diperbarui: 3 Januari 2021   20:27 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu belajar tatap muka merupakan salah satu alternatif. Tidak ada kewajiban untuk harus melaksanakan model tersebut. Hal ini bisa dipahami mengingat jumlah penderita terus bertambah. Per hari ini, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 765.350 penderita, dengan 22.734 meninggal dunia. Hari ini jumlah kasus baru menginjak angka 6.877 (Kompas.com, 3/1/2020).

Muncul juga ketakutan akan varian baru virus corona yang muncul pertama kali di Inggris beberapa waktu lalu. Varian baru dengan kode B117 ini dapat menular 71 persen lebih cepat (Kompas.com, 2/1/2021). Kini sudah menyebar ke berbagai negara, tidak terkecuali Asia Tenggara. Sejumlah kasus sudah muncul di Singapura, Malaysia, dan Vietnam.

Pemerintah membuka kemungkinan model pembelajaran tatap muka tanpa pemaksaan. Lampu hijau untuk belajar di sekolah karena tidak semua sekolah dan orang tua sanggup menjalankan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara baik. Kendala teknis seperti masalah infrastruktur komunikasi menjadi salah satu sebab.

Hanya saja dalam situasi seperti ini, belajar di sekolah tidak tanpa syarat. Belajar di sekolah bukan belajar dalam situasi normal. Hemat saya, syarat-syarat penyelenggaraan belajar tatap muka yang ditetapkan pemerintah cukup sulit dan rumit.

Situasi di setiap daerah tentu berbeda-beda. Tidak semua sekolah sanggup menerapkan syarat-syarat di atas secara paripurna. Belum lagi, tidak semua orang tua rela untuk mengizinkan anak-anaknya berangkat ke sekolah. Tentu kesehatan dan keselamatan peserta didik dan tenaga pengajar paling utama.

Belajar dari rumah

Mengingat peliknya syarat belajar tatap muka, maka hampir pasti, tahun ajaran baru 2021 akan kembali menghadapkan orang tua, guru, dan siswa dengan model pembelajaran dalam beberapa bulan terakhir. Kalaupun dipaksakan proses belajar tatap muka akan dihantui rasa cemas dan takut.

Beberapa daerah bahkan sudah tegas membatalkan rencana belajar tatap muka. DKI Jakarta, Kota Depok, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Tengerang Selatan adalah beberapa dari antaranya.

Daerah yang disebutkan terakhir itu adalah tempat di mana saya berada. Pembatalan ini berarti kami masih memainkan peran penting bagi pembelajaran anak. Belajar dari rumah membuat tanggung jawab kami sebagai orang tua semakin besar.

Bagaimana suka dan duka menjadi orang tua cum "guru" bagi anak? Patut diakui, orang tua-tanpa latar belakang pendidikan atau pengalaman keguruan-bukanlah tenaga pendidik terlatih seperti para guru di sekolah umumnya.

Butuh perjuangan untuk bisa menerapkan pola pendampingan yang tepat kepada anak. Butuh kesabaran ekstra untuk menghadapi anak dengan segala kecendrungan dan dinamika yang sulit ditebak. Butuh waktu lebih untuk mencerna materi pembelajaran yang diberikan para guru untuk dikerjakan anak. Pada akhirnya tidak sedikit anak yang mengalami tekanan tambahan dan orang tua yang sampai habis kesabaran, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun