Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Menyerap Langsung Energi Asia dari Jokowi

5 Agustus 2018   12:31 Diperbarui: 17 September 2018   17:56 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi saat memberikan arahan/dokpri

Meski tampil dengan gaya bicaranya yang khas, Jokowi tetap memberikan tekanan pada poin-poin penting. Ia meyakinkan sekaligus mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk menyambut pesta olahraga antarbangsa Asia ini. Ia ingin demam Asian Games tidak hanya dirasakan oleh sebagian orang dan diwujudkan di tempat-tempat tertentu saja. Seluruh rakyat dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Rote harus juga tersengat virus Asian Games.

"Jangan kalah dengan pergelaran sebelum-sebelumnya," tandasnya.

Bila sudah demikian, maka perhelatan Asian Games menuntut prestasi. Presiden ketujuh itu meminta agar Indonesia tidak hanya sukses dalam penyelenggaraan, tetapi juga sukses dalam prestasi. Alasannya sederhana, tetapi logis. Kita adalah bangsa besar. Dengan penduduk yang kini menginjak angka 261 juta jiwa tersebar di 17 ribu pulau lebih dari cukup untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Apalagi Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, di belakang China, India, dan Amerika Serikat.

Indonesia akan menjadi tuan rumah bagi ratusan ribu tamu/https://en.asiangames2018.id/
Indonesia akan menjadi tuan rumah bagi ratusan ribu tamu/https://en.asiangames2018.id/
Bila modal demografi itu bisa dikonversi menjadi prestasi maka seharusnya Indonesia bisa berada di jajaran elite olahraga dunia. Namun yang terjadi kini tidak seperti itu. Pada perhelatan Asian Games sebelumnya di Incheon, Korea Selatan, kita hanya membawa pulang empat medali emas, lima perak, dan 11 perunggu. Total 20 medali tersebut belum cukup mewujudkan target masuk 10 besar dengan syarat minimal sembilan keping medali emas.

Dari data yang ditampilkan Wikipedia diketahui prestasi terbaik Indonesia di level Asia diukir saat menjadi tuan rumah Asian Games pada 1962. Pada edisi-edisi selanjutnya, terutama dalam satu dekade terakhir, sulit bagi Indonesia bersaing dengan negara-negara Asia Timur/Wikipedia.id
Dari data yang ditampilkan Wikipedia diketahui prestasi terbaik Indonesia di level Asia diukir saat menjadi tuan rumah Asian Games pada 1962. Pada edisi-edisi selanjutnya, terutama dalam satu dekade terakhir, sulit bagi Indonesia bersaing dengan negara-negara Asia Timur/Wikipedia.id
Kegagalan empat tahun lalu seharusnya tidak terulang kini. Sebagai tuan rumah, target 10 besar, tak ubahnya harga mati. Menurut Jokowi sebagai bangsa besar target tersebut seharusnya bukan masalah. Jangan sampai sebagai tuan rumah kita kembali gagal. Target awal masuk 10 besar yang berakhir posisi ke-17.

"Semoga bisa masuk 10 besar. Kita ini bangsa besar, jangan sampe 10 besar nggak masuk. Mau ditaruh di mana muka kita," ungkapnya disambut tepuk tangan hadirin.

Malas gerak

Jokowi tidak hanya berbicara tentang Asian Games sebagai kompetisi semata. Menurutnya banyak cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk memaknai perhelatan akbar tingkat Asia yang kembali mensambangi tanah air setelah menanti selama 56 tahun. Asian Games ini diharapkan membuat masyarakat Indonesia semakin mencintai olahraga.

Banyak cara sederhana yang bisa dilakukan. Jokowi membuka dengan mengkritik perilaku masyarakat kita. Menurutnya, bangsa Indonesia adalah bangsa yang malas bergerak. Untuk hal ini kita punya istilah kekinian yakni "mager." Kita lebih suka menggunakan kendaraan pribadi ketimbang berjalan kaki. Jangankan ke tempat-tempat yang jauh, untuk ke pusat perbelanjaan saja kita cenderung mencari tempat parkir terdekat.

"Mau ke mall parkirnya di tempat terdekat. Kita pengen jalan sependek mungkin," sindir Jokowi.

Berkaca dari pengalamannya, jalan kaki itu sehat. Saat blusukan dan berkeliling ke pelosok negeri, ia lebih banyak menghabiskan waktu dengan berjalan kaki. Apalagi ke daerah-daerah dengan akses transportasi terbatas menuntutnya untuk tidak bisa tidak berjalan kaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun