Kedua, Tertib Antre. Antre masih menjadi pekerjaan besar kita. Banyak kali terjadi aksi penyerobotan dan ketidakteraturan saat membeli tiket, atau memasuki arena pertandingan. Orang berebut tempat terdepan, tak peduli ada orang lain yang lebih dulu mengantre.
Pengalaman ini saya alami saat perhelatan Indonesia Open Super1000 beberapa waktu lalu. Saat banyak orang berbaris mendapat giliran membeli tiket, tidak sedikit yang serobot antrian seenaknya. Banyak alasan mengemuka. Sayang tidak sedikit yang terkesan dibuat-buat agar mendapat belas kasihan.
Itulah secuil pengalaman. Masing-masing kita tentu memiliki cerita berbeda saat menyaksikan pertandingan. Yang pasti antre masih belum benar-benar membudaya di tanah air.
Meski berat untuk berubah dalam sekejap, setidaknya ada sedikit perubahan saat Asian Games nanti. Mengantre secara teratur akan mencerimkan itikad mulia sebagai penonton dan tuan rumah yang baik. Jangan sampai kita ditertawakan para tamu karena perilaku tak terpuji. Apa susahnya sih mengantre?
Selain menggambarkan adab dan bangsa berbudaya, menerapkan budaya antre akan memberi banyak manfaat. Salah satunya seperti kicuauan di akun resmi Asian Games 2018 di bawah ini.
Bila tangan kita masih cukup berat memungut sampah orang lain, setidaknya pastikan sampah sendiri diamankan terlebih dahulu. Bila sempat, berilah teguran kepada sesama yang nekat membuang sampah sembarangan atau mengingatkan rekan terdekat yang kebetulan tak sadar meninggalkan bangku stadion atau venue pertandingan dengan sampah masih tergeletak.
Sebenarnya perilaku baik tersebut tidak hanya dibutuhkan penerapannya sebelum, selama dan setelah pertandingan. Sikap ramah dan santun juga dibutuhkan dalam keseluruhan relasi dengan para tamu dan sama saudara dari tempat lain, baik di dalam maupun di luar lapangan. Hangat, santun, dan ramah kepada siapa saja yang ditemui. Siap membantu sesama yang kesulitan.Â