Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Football is (Not) Coming Home

11 Juli 2018   18:43 Diperbarui: 11 Juli 2018   18:56 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ian Broudie (kiri), Frank Skinner dan David Baddiel saat promosi

Seiring langkah Inggris di Piala Dunia 2018 yang terus berayun, lagu tersebut kemudian mendapat momentum untuk kembali diperdengarkan. Di mana-mana para penggemar Inggris menyanyikannya. Lagu itu pun menduduki posisi nomor satu di tangga musim terpopuler di layanan iTunes wilayah Inggris Raya.

Is(Not)

Kebebasan para penggemar untuk bernyanyi dan siapa saja untuk berkreasi dengan petikan tersebut tentu tak bisa dilarang. Nyanyian tersebut bisa dibaca sebagai bentuk dukungan mereka kepada tim kesayangan. Mereka memotivasi armada Gareth Southgate untuk membawa pulang lambang supremasi sepak bola dunia ke negara asalnya. Saatnya penantian selama 52 tahun berakhir di Rusia kali ini. Kira-kira demikian harapannya.

Kita perlu perjelas beberapa anggapan di balik itu. Pertama, apakah sepak bola memang berasal dari Inggris? FIFA mengatakan sepak bola dalam bentuknya saat ini ditemukan di Inggris pada 1863. Namun kebenaran tersebut masih diperdebatkan bila ditelusuri lebih intensif dan keluar dari Eropa. Ada anggapan olahraga sejenis sudah lebih dulu dikenal oleh bangsa China.

Kedua, terlepas dari polemik tersebut, ada pertanyaan lain yang lebih kontekstual. Apakah akhirnya Inggris akan mampu menggondol trofi Piala Dunia? Tentang hal ini kita masih harus menanti dua pertandingan lagi.

Sebelum itu, Inggris harus melewati Kroasia di semi final yang akan digelar di Stadion Luzhniki, Kamis (12/07/2018) dini hari WIB nanti. Jelas laga ini tidak mudah bagi Inggris. Tekanan dan tantangan lebih besar dari lawan-lawan yang dihadapi sejak laga pertama. Kroasia membuat Argentina dengan Lionel Messi tak berdaya di fase grup dan membuat 11 pemain Rusia dan separuh penonton di stadion tak berkutik. Itu sejumlah bukti.

Sejumlah bukti tersebut diperkuat oleh kualitas yang dimiliki armada Zlatko Dalic. Agar tak berkesan meremehkan Inggris, setidaknya beberapa hal ini membuat Inggris harus bekerja keras dini hari nanti. Pertama, Kroasia memiliki keseimbangan di setiap lini. Marcelo Brozovic di lini belakang mendukung lini tengah dan serang dengan pemain seperti Luka Modric dan Ante Rebic sebagai gelandang serang, Ivan Perisic dan Ivan Rakitic di kedua sayap serta Mario Mandzukic di lini depan. Formasi 4-1-4-1 itu diperagakan saat bertahan dan akan berubah menjadi 4-1-3-2 saat mendapat bola. Rebic, Modric akan bergabung dengan Mandzukic.

Tidak hanya para pemain ini. Di bangku cadangan Kroasia masih memiliki Mateo Kovacic dan Andrej Kramaric yang selalu siap bila dibutuhkan. Kovacic memiliki kemampuan duel "box to box", apalagi energinya belum banyak dipakai selama ini. Sementara Kramaric siap menjadi pembeda seperti saat menghadapi Rusia.

Skuad Inggris di Piala Dunia 2018/www.dailymail.co.uk
Skuad Inggris di Piala Dunia 2018/www.dailymail.co.uk
Kedua, kehadiran Modric amat sentral bagi Kroasia. Pemain Real Madrid ini dengan mudah memanfaatkan kelemahan lawan untuk mengekploitasi ruang di lini tengah. Dengan kejeliannya ia akan mengirim umpan tajam nan terukur.

Dua gelandang Inggris yakni Dele Alli dan Jesse Lingard memiliki kecendrungan menyerang. Situasi ini harus diwaspadai bila tidak ingin menyisahkan ruang tengah yang akan dengan mudah dimanfaatkan Modric. Pekerjaan berat bagi Southgate untuk mendapatkan pemain dalam waktu singkat untuk mengimbangi Modric.

Ketiga, selain mengharapkan sang kapten, Harry Kane dan cenderung membangun serangan melalui sayap tertama Kieran Trippier, Inggris memiliki satu keunggulan tersendiri. Mereka akan memanfaatkan situasi bola mati untuk mencuri gol. Harry Maguire, Harry Kane dan John Stones  akan siap berduel di udara menyambut eksekusi Ashley Young dan Trippier. Hal ini tentu membuat Domagoj Vida dan Dejan Lovren harus memperbaharuai diri agar kejadian saat menghadapi Rusia tidak terulang lagi. Bila perlu keunggulan fisik Mandzukic dimanfaatkan maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun