Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Christie Damayanti: Kalau Saya Bisa, Mengapa yang Lain Tidak?

2 Mei 2017   09:20 Diperbarui: 2 Mei 2017   09:20 1500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dimas Prasetyo Muharam (ketiga dari kiri)/dokpri

Terlepas dari isi buku, yang tentu saja menarik dibaca, perjuangan Christie menaklukkan Eropa sungguh luar biasa. Ia sendiri mengaku bila saja kondisinya tidak seperti sekarang, belum tentu ia mau ke Eropa.

“Kenapa saya berani? Entahlah,” ungkapnya.

Meksi begitu berkeliling dunia adalah mimpi yang telah lama diperam. Untuk mewujudkan impian itu ia harus menyisihkan sebagian penghasilannya. Dalam setiap perjuangan itu Christie tak pernah kehilangan harapan. Optimismenya sepertinya telah menebal sejak tujuh tahun lalu.

Perjuangannya untuk sembuh semakin dibakar oleh cinta dan perhatian kepada kedua anaknya. Dalam situasi sulit sekalipun panggilan jiwa sebagai seorang ibu tak pernah padam. "Awalnya pasti saya bertanya-tanya kenapa hal ini terjadi sama saya, tapi saya tahu ini adalah rencana Tuhan, apalagi waktu itu anak-anak masih kecil, orangtua saya sudah tua, jadi saya bangkit, saya mengatakan pada diri saya bahwa saya harus tetap semangat demi kedua anak saya.”

Christie Damayanti bersama sang ibu dan perwakilan dari Mall @Basurra (atas) dan kedua buku terbaru/facebook Christie Damayanti
Christie Damayanti bersama sang ibu dan perwakilan dari Mall @Basurra (atas) dan kedua buku terbaru/facebook Christie Damayanti
Wanita yang gemar mengoleksi perangko ini terus berjuang. Selain menulis, Christie juga hadir di berbagai kesempatan memberikan motivasi. Termasuk secara rutin tampil di stasiun radio. Ia membuktikan, seperti tertulis pada biodatanya di Kompasiana-selain keterangan “Kompasianer of The Year 2011”-sebagai “stroke survivor, author, traveller, motivator.”

Begitu juga beberapa penyandang disabilitas yang hadir di “Disability Awareness Week “ hari itu, tidak pernah patah arang. Suara mereka lantang saat berbicara. Sama sekali tak menyiratkan keluhan atas kekurangan yang terjadi.

Tidak terlintas dalam pikiran mereka untuk menyerah pada keadaan. Di sekeliling ada begitu banyak orang yang peduli seperti Amy Atmanto. Meski patut diakui perhatian kepada kaum disabilitas di negeri ini masih jauh dari harapan. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilita yang belum lama diratifikasi masih perlu diejawantahkan lebih nyata.

Christie, Habibie dan Dimas telah memberi kita alasan untuk bisa bahkan melebihi mereka. Seperti selentingan Christie, yang tidak lebih dari tantangan untuk kita. “Saya berani keliling dunia dengan anak-anak itu karena Tuhan, jadi kalau saya saja bisa, kenapa yang lain tidak."

Saya bertanya saat acara tentang proses kreatif Christie Damayanti/facebook Arum Satto
Saya bertanya saat acara tentang proses kreatif Christie Damayanti/facebook Arum Satto
Para Kompasianer, saya dan gents bersama Ladiesiana/facebook Arum Satto.
Para Kompasianer, saya dan gents bersama Ladiesiana/facebook Arum Satto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun