Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

AS Monako, Luis Milla dan Timnas U-22

20 Maret 2017   16:09 Diperbarui: 21 Maret 2017   02:00 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kylian Mbappe Lottin usai menjebol gawang Manchester City/Mirror.co.uk

“Les Monegasques”, julukan Monako pun menjadi lebih dari sebuah klub yang sudah jadi. Memberi tempat dan perhatian lebih kepada pembinaan usia muda sebagai pemasok pemain ke tim utama kelak, sekaligus menjadi ladang investasi untuk mendapatkan uang. Apa yang sedang ditempuh Monako dengan mengoptimalkan akademi klub akan mendatangkan manfaat ganda. Menyokong rantai regenerasi, sekaligus “mesin uang” melalui pemain muda yang siap dijual. Martial, dan kini generasi Bakayoko dan Fabinho, selanjutnya Lottin sudah, sedang dan akan membuktikan itu.

Kylian Mbappe Lottin usai menjebol gawang Manchester City/Mirror.co.uk
Kylian Mbappe Lottin usai menjebol gawang Manchester City/Mirror.co.uk
Kaca Pengilon Indonesia

Monako tak ubahnya kaca pengilon, tempat Indonesia berkaca diri. Saat ini Luis Milla Aspas sedang dalam proses untuk menerjemahkan dengan caranya sendiri membangun tim muda bernama tim nasional Indonesia U-22.

Belum lama pelatih asal Spanyol itu bertugas. Bersama Bima Sakti sebagai asisten, dibantu Miguel Gandia sebagai pelatih fisik dan Eduardo Perez yang menjadi pelatih kiper, mereka sedang membangun tim muda Indonesia. Setelah melewati sebulan seleksi, sudah ditemukan 26 pemain yang akan digembleng lebih lanjut melalui serangkaian uji coba dan pemusatan latihan.

Tujuan yang hendak dicapai adalah merebut medali emas SEA Games Kuala Lumpur 2017 dan tim yang sama akan membela Indonesia di Asian Games setahun kemudian di Jakarta dan Palembang. Dari daftar nama terpilih dan proses yang telah dan akan ditempuh Milla tentu sedikit berlebihan dengan target tinggi yang dipatok tahun ini.

Milla sadar bahwa tidak mudah menjadi yang terbaik di antara tim-tim muda di kawasan Asia Tenggara yang notabene lebih dulu melewati proses penggemblengan. Namun dari bakat dan talenta yang ada, dengan beberapa dari antaranya pernah menjadi juara Piala AFF U-19 seperti Evan Dimas, Hansamu Yama Pranata, Putu Gede, Paulo Oktavianus Sitanggang, dan Muhammad Hargianto, bisa saja target tersebut bisa tercapa. Tetapi proses ke sana butuh kerja keras lebih baik pada tingkat pemain maupun staf pelatih.

Milla tentu sedang memikirkan cara terbaik tepat untuk mengaplikasikan rencana besarnya untuk tim nasional Indonesia setelah mendapatkan kenyataan bahwa Indonesia bukan Spanyol yang pernah dibawanya menjadi juara Piala Eropa U-21 tahun 2011.

Tidak mudah membuat duplikasi La Furia Roja berseragam Merah Putih dengan gaya penguasaan bola dan membangun tim dari belakang atau “built up play”melalui aliran bola-bola pendek dengan memanfaatan sisi lebar lapangan. Meski secara potensi gaya “tiki taka” ala Spanyol memungkinkan diterjemahkan Evan Dimas dan kolega tetapi untuk mencapai taraf yang diharapkan butuh waktu tidak sedikit.

Dalam sejumlah kesempatan latihan terutama saat seleksi, Milla benar-benar mengedepankan soal ujian kepada para pemain tentang operan pendek dan cepat. Hal itu menunjukkan harapan sekaligus arah permainan yang akan diperagakan anak asuh Milla. Sudah pasti gaya bermain yang sudah mengalir dalam darahnya akan diterapkan pada para pemain Indonesia.

 Pola 4-3-3 atau variasinya, 4-1-2-3 mengemuka sebagai pola kesukaan Milla yang akan diterjemahkan dalam permainan tim muda Indonesia. Selain sudah mulai diperagakan saat latihan, hal itu diperkuat oleh kenyataan hanya memiliki dua striker tengahyakni Ahmad Nur Hardianto (Persela Lamongan) dan Dendy Sulistuawan (Bhayangkara FC). Hal ini menunjukkan bahwa Milla akan mengoptimalkan penyerang sayap, baik di kiri maupun di kanan, persis seperti pola 4-3-3 kesukaannya.

Pembuktian terhadap hal itu akan terlihat, Selasa (21/3) besok di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor saat uji coba internasional pertama skuat muda bentukan Milla menghadapi tim muda Myanmar. Tim “Malaikat Putih” julukan Myanmar, dan tetangga Vietnam adalah dua negara di Asia Tenggara yang juga menerapkan pola permainan cepat dengan operan-operan pendek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun