Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Kemilau Bintang Muda Kuasai Podium Dubai World Superseries Finals 2016

18 Desember 2016   22:08 Diperbarui: 19 Desember 2016   04:38 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BWF Worls Superseries Finals yang baru saja berakhir di Hamdan Sports Complex, Dubai, Uni Emirat Arab, Minggu (18/12) malam WIB benar-benar menjadi panggung bagi para pemain muda.

Setelah Praveen Jordan dan Debby Susanto tersingkir di semi final dari juara bertahan Chris Adcock/Gabrielle Adcock, Jumat (17/12), Indonesia tak memiliki wakil di partai puncak. Akibatnya Indonesia yang sempat membawa pulang satu gelar di tahun sebelumnya hanya menjadi penonton melihat aksi para pemain muda unjuk kebolehan.

Chen Qingchen/Jia Yifan mengawali pesta juara para pemain muda, sekaligus membuka keran gelar Tiongkok. Tak tanggung-tanggung pasangan ganda putri berperingkat delapan dunia itu menumbangkan favorit sekaligus juara bertahan Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi.

Chen/Jia yang sama-sama baru berusia 19 tahun lebih dulu merebut set pertama, sebelum disamakan oleh andalan Jepang. Set ketiga berlangsung ketat hingga memakan waktu 1 jamdan 16 menit sebelum pasangan masa depan Tiongkok itu menjungkalkan Misaki/Ayaka dengan skor 21-15 13-21 21-17.

Setelah Chen/Jia berikutnya giliran Viktor Axelsen. Tunggal putra Denmark ini menjalani laga sengit selama lebih dari satu jam menghadapi Tian Houwei dari Tiongkok. Pertarungan antara dua pemain yang hanya berselisih dua tahun itu dimenangkan Axelsen yang berusia 22 tahun dengan skor 21-14 6-21 21-17.

Viktor Axelsen/@BadmintonUpdates
Viktor Axelsen/@BadmintonUpdates
Tai Tzu Ying berhasil mengulangi pencapaian tahun 2014 silam dengan menjuarai sektor tunggal putri. Pemain Taiwan berusia 22 tahun itu tanpa kesulitan mengakhiri perlawanan pemain Korea Selatan berperingkat 5 dunia, 21-14 dan 21-13. Pemain yang baru saja menduduki puncak rangking dunia hanya butuh waktu setengah jam untuk merengkuh mahkota sekaligus menambah keunggulan dalam rekor pertemuan kedua pasangan menjadi 10-8.

Tiongkok yang sempat mengalami sedikit guncangan setelah gagal mendominasi Olimpiade Rio lalu sepertinya sudah langsung kembali mendapatkan amunisi segar dalam diri para pemain muda. Selain Jia Yifan, Chen Qingchen juga menunjukkan potensi sebagai pengganti Zhao Yunlei, pemain serba bisa baik di ganda putri maupun ganda campuran yang baru saja pensiun.

Sebagai ganti tandem Zhan Nan yang merajai ganda campuran dalam beberapa tahun terakhir, Chen mulai menunjukkan kematangan untuk melakoni peran serupa. Di ajang bergengsi yang mempertemukan delapan pasangan elit dunia, Chen sanggup menginjak podium utama di dua nomor berbeda.

Setelah menjuarai nomor ganda putri bersama Jia, Chen pun merebut gelar ganda campuran bersama Zheng Siwei. Pasangan yang berusia sepantaran ini membuat pasangan senior Chris dan Gabrielle mati kutu. Pasangan suami istri asal Inggris itu tak bisa berbuat banyak menghadapi permainan cepat dan bertenaga yang diperagakan Chen/Zheng. Laga yang diharapkan berlangsung sengit dan menarik itu hanya berlangsung selama 30 menit dengan kemenangan straight setpasangan muda Tiongkok itu dengan skor 21-12 dan 21-12.

Nama para pemain muda Tiongkok ini masih pantas dibicarakan lebih lanjut. Terkait Chen, performanya sudah mencuri perhatian sejak awal tahun. Pemain kelahiran 23 Juni itu semula ditandemkan dengan seniornya Bao Yixin di nomor ganda putri.

Keduanya langsung melejit dan Chen pun mendapat gelar super series pertama di Australia Open pada awal Juni lalu. Di partai final keduanya menumbangkan pasangan senior Indonesia, Greysia Polii/Nitya K Maheswari dua game langsung, 23-21 dan 21-17.

Zheng Siwei/Chen Qingchen juara ganda campuran BWF Superseries FInals 2016/@BadmintonUpdates
Zheng Siwei/Chen Qingchen juara ganda campuran BWF Superseries FInals 2016/@BadmintonUpdates
Greysia memberi kesaksian tentang pemain muda yang baru saja dihadapinya. Menurut Greysia, Chen sangat bersemangat sebagai reaksi atas darah muda yang mengalir dalam diri, ditambah talenta dan semangat pantang menyerah menghadapi siapapun.

Hal mencolok yang diakui Greysia ialah kematangan pukulan dan mental Chen yang luar biasa. “Teknik bermainnya tidak luar biasa. Namun, pukulan-pukulannya sudah matang. Kelebihannya, dia bisa mengendalikan emosi ketika berada pada posisi tertekan. Untuk pemain berusia 19 tahun, dia luar biasa,”ungkap Greysia dikutip Juara.net.

Chen pun menunjukkan prestasi seiring waktu. Tak hanya di ganda putri, di ganda campuran pun tidak butuh waktu lama bersama Zheng Siwei. Keduanya merajai turnaman Grand Prix Gold, Taiwan Terbuka pada Juli dan mendapat gelar super series pertama di Jepang Terbuka.

Di ajang super series berikutnya pada Oktober di Prancis, keduanya sukses mengulang prestasi. Bahkan Chen mampu mengawinkan gelar ganda putri bersama Jia Yifan.

Bila tahun lalu di turnamen penutup ini Tiongkok hanya membawa pulang satu gelar, maka kali ini bertambah satu. Luo Ying/Luo Yu sudah mendapatkan penerus dalam diri Chen/Jia yang mengibarkan panji Tirai Bambu di Dubai.

Seperti Indonesia, Jepang pun pulang tanpa gelar, tidak seperti tahun lalu yang menjadi juara umum setelah merajai nomor tunggal melalui Kento Momota (putra) dan Nozomi Okuhara (putri).

Tan Wee Kiong dan Goh V Shem/@BadmintonUpdates
Tan Wee Kiong dan Goh V Shem/@BadmintonUpdates
Peluang Negeri Sakura mendapat satu gelar di ajang berhadiah total 1 juta USD pupus setelah unggulan teratas Takeshi Kamura/Keigo Sonoda takluk di tangan pasangan Malaysia Goh V Shem /Tan Wee Kiongn. Pertarungan ideal antara dua pasangan teratas dunia hanya berlangsung dua set dengan skor akhir 21-14 dan 21-19. Kemenangan Goh/Tan sekaligus mengakhiri paceklik gelar Malaysia dalam tiga tahun terakhir, sekaligus mengulangi pencapaian Lee Chong Wei pada 2013 silam.

Tiongkok, Denmark, Taiwan, dan Malaysia mengakhiri tahun 2016 dengan senyum kemenangan. Bahkan tiga negara yang disebutkan di awal bisa menatap tahun baru dengan penuh optimisme melihat kiprah para pemain muda mereka di turnamen akhir tahun ini.

Bagaimana Indonesia? Selain angkat topi kepada para juara, Indonesia pun patut meniru prestasi regenerasi Tiongkok yang sudah jelas mengisyaratkan bakal kembali merajai segala lini.

N.B

Hasil pertandingan final BWF Superseries Finals 2016, Minggu (18/12):

Chen Qingchen/Jia Yufan (Tiongkok, 5/8) vs Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi 21-15 13-21 21-17

Viktor Axelsen (Denmark, 5/8) vs Tian Houwei (Tiongkok, 3/4)  21-14 6-21 21-17

Tai Tzu Ying(Taiwan, 1) vs Sung Ji Hyun (Korea, 3/4) 21-14 21-13

Zheng Siwei/Chen Qingchen(Tiongkok, 4) vs Chris Adcock/Gabrielle Adcock (Inggris, 5/8) 21-12 21-12

Goh V Shem/Tan We Kiong(Malaysia, 2) vs Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang,1) 21-14 21-19

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun