BWF Worls Superseries Finals yang baru saja berakhir di Hamdan Sports Complex, Dubai, Uni Emirat Arab, Minggu (18/12) malam WIB benar-benar menjadi panggung bagi para pemain muda.
Setelah Praveen Jordan dan Debby Susanto tersingkir di semi final dari juara bertahan Chris Adcock/Gabrielle Adcock, Jumat (17/12), Indonesia tak memiliki wakil di partai puncak. Akibatnya Indonesia yang sempat membawa pulang satu gelar di tahun sebelumnya hanya menjadi penonton melihat aksi para pemain muda unjuk kebolehan.
Chen Qingchen/Jia Yifan mengawali pesta juara para pemain muda, sekaligus membuka keran gelar Tiongkok. Tak tanggung-tanggung pasangan ganda putri berperingkat delapan dunia itu menumbangkan favorit sekaligus juara bertahan Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi.
Chen/Jia yang sama-sama baru berusia 19 tahun lebih dulu merebut set pertama, sebelum disamakan oleh andalan Jepang. Set ketiga berlangsung ketat hingga memakan waktu 1 jamdan 16 menit sebelum pasangan masa depan Tiongkok itu menjungkalkan Misaki/Ayaka dengan skor 21-15 13-21 21-17.
Setelah Chen/Jia berikutnya giliran Viktor Axelsen. Tunggal putra Denmark ini menjalani laga sengit selama lebih dari satu jam menghadapi Tian Houwei dari Tiongkok. Pertarungan antara dua pemain yang hanya berselisih dua tahun itu dimenangkan Axelsen yang berusia 22 tahun dengan skor 21-14 6-21 21-17.
Tiongkok yang sempat mengalami sedikit guncangan setelah gagal mendominasi Olimpiade Rio lalu sepertinya sudah langsung kembali mendapatkan amunisi segar dalam diri para pemain muda. Selain Jia Yifan, Chen Qingchen juga menunjukkan potensi sebagai pengganti Zhao Yunlei, pemain serba bisa baik di ganda putri maupun ganda campuran yang baru saja pensiun.
Sebagai ganti tandem Zhan Nan yang merajai ganda campuran dalam beberapa tahun terakhir, Chen mulai menunjukkan kematangan untuk melakoni peran serupa. Di ajang bergengsi yang mempertemukan delapan pasangan elit dunia, Chen sanggup menginjak podium utama di dua nomor berbeda.
Setelah menjuarai nomor ganda putri bersama Jia, Chen pun merebut gelar ganda campuran bersama Zheng Siwei. Pasangan yang berusia sepantaran ini membuat pasangan senior Chris dan Gabrielle mati kutu. Pasangan suami istri asal Inggris itu tak bisa berbuat banyak menghadapi permainan cepat dan bertenaga yang diperagakan Chen/Zheng. Laga yang diharapkan berlangsung sengit dan menarik itu hanya berlangsung selama 30 menit dengan kemenangan straight setpasangan muda Tiongkok itu dengan skor 21-12 dan 21-12.
Nama para pemain muda Tiongkok ini masih pantas dibicarakan lebih lanjut. Terkait Chen, performanya sudah mencuri perhatian sejak awal tahun. Pemain kelahiran 23 Juni itu semula ditandemkan dengan seniornya Bao Yixin di nomor ganda putri.
Keduanya langsung melejit dan Chen pun mendapat gelar super series pertama di Australia Open pada awal Juni lalu. Di partai final keduanya menumbangkan pasangan senior Indonesia, Greysia Polii/Nitya K Maheswari dua game langsung, 23-21 dan 21-17.
Hal mencolok yang diakui Greysia ialah kematangan pukulan dan mental Chen yang luar biasa. “Teknik bermainnya tidak luar biasa. Namun, pukulan-pukulannya sudah matang. Kelebihannya, dia bisa mengendalikan emosi ketika berada pada posisi tertekan. Untuk pemain berusia 19 tahun, dia luar biasa,”ungkap Greysia dikutip Juara.net.
Chen pun menunjukkan prestasi seiring waktu. Tak hanya di ganda putri, di ganda campuran pun tidak butuh waktu lama bersama Zheng Siwei. Keduanya merajai turnaman Grand Prix Gold, Taiwan Terbuka pada Juli dan mendapat gelar super series pertama di Jepang Terbuka.
Di ajang super series berikutnya pada Oktober di Prancis, keduanya sukses mengulang prestasi. Bahkan Chen mampu mengawinkan gelar ganda putri bersama Jia Yifan.
Bila tahun lalu di turnamen penutup ini Tiongkok hanya membawa pulang satu gelar, maka kali ini bertambah satu. Luo Ying/Luo Yu sudah mendapatkan penerus dalam diri Chen/Jia yang mengibarkan panji Tirai Bambu di Dubai.
Seperti Indonesia, Jepang pun pulang tanpa gelar, tidak seperti tahun lalu yang menjadi juara umum setelah merajai nomor tunggal melalui Kento Momota (putra) dan Nozomi Okuhara (putri).
Tiongkok, Denmark, Taiwan, dan Malaysia mengakhiri tahun 2016 dengan senyum kemenangan. Bahkan tiga negara yang disebutkan di awal bisa menatap tahun baru dengan penuh optimisme melihat kiprah para pemain muda mereka di turnamen akhir tahun ini.
Bagaimana Indonesia? Selain angkat topi kepada para juara, Indonesia pun patut meniru prestasi regenerasi Tiongkok yang sudah jelas mengisyaratkan bakal kembali merajai segala lini.
N.B
Hasil pertandingan final BWF Superseries Finals 2016, Minggu (18/12):
Chen Qingchen/Jia Yufan (Tiongkok, 5/8) vs Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi 21-15 13-21 21-17
Viktor Axelsen (Denmark, 5/8) vs Tian Houwei (Tiongkok, 3/4) 21-14 6-21 21-17
Tai Tzu Ying(Taiwan, 1) vs Sung Ji Hyun (Korea, 3/4) 21-14 21-13
Zheng Siwei/Chen Qingchen(Tiongkok, 4) vs Chris Adcock/Gabrielle Adcock (Inggris, 5/8) 21-12 21-12
Goh V Shem/Tan We Kiong(Malaysia, 2) vs Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang,1) 21-14 21-19
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H