Kedaulatan pangan
Dalam situasi seperti ini, dengan senyum yang terus mengembang, Tom sama sekali tak terlihat patah semangat. Malah, semakin malam semangatnya semakin menggebu. Ruang kafe yang tak terlalu luas, terus melebarkan tangannya menampung pengunjung yang datang dan pergi, membuat suasana semakin hangat.
Kondisi persapian Indonesia yang memprihatinkan, dan tekanan masyarakat yang tinggi tak membuatnya kehilangan harapan. Baginya impor adalah solusi jangka pendek untuk menyelamatkan situasi. Namun di depan sana, di masa datang, menurut Lembong, cita-cita swasembada daging harus terus digemakan.
Walau membutuhkan proses panjang, sekitar 10 tahun, Tom optimistis dengan program yang saat ini sedang digalakkan Jokowi-Jusuf Kalla yang menempatkan infrastruktur (irigasi, pengangkutan melalui tol laut, dll) sebagai salah satu prioritas pembangunan. Baginya infrastruktur adalah mutlak untuk mengatasi keterbatasan serta membuka keran investasi untuk membangun sarana-sarana produksi, sentra-sentra persapian, RPH modern, serta berbagai hal penting lainnya.
Ia mencontohkan Nusa Tenggara Timur. Saat ini di NTT, sedang dibangun tujuh waduk yang beberapa dari antaranya akan segera beroperasi. Ketersediaan air yang memadai dengan sendirinya akan membuka jalan bagi sektor pertanian (untuk pakan ternak) dan sektor-sektor pendukung lainnya.
Usaha tersebut akan berpelukan dengan program pemerintah yang menargetkan populasi 1 juta sapi pada 2018. Seperti diberitakan Bisnis.com (Kamis, 28/05/2015), Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro mengaku bahwa tren pertumbuhan jumlah populasi sapi di NTT dalam 3 tahun terakhir mengalami peningkatan.
Untuk mendukung program tersebut, selain giat menjalankan program perbaikan genetik sapi melalui inseminasi buatan (IB), juga mengambil langkah untuk mengantisipasi kekurangan pakan ternak terutama pada musim kemarau.
Menurut Syukur, "Di NTT… 3-4 bulan musim basah, sisanya musim kering. Itu salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas sapi-sapi kita yang ada. Terobosan yang dilakukan untuk mengantisipasi hal ini, yaitu membangun embung, atau tempat penampungan air.".
Selain itu, yang tak kalah penting adalah kerja sama lintas komponen, terutama antarkementrian terkait. Tak dipungkiri, urusan sapi bertalian juga dengan sejumlah kementrian seperti pertanian dan perindustrian.
Sejauh ini menutur Tom, hubungan di antara kementrian tersebut berlangsung harmonis. “Kerja sama dan koordinasi kita dengan beberapa kementrian baik. Hubungannya sangat cair.”
Namun demikian, Tom tetap mengharapkan dukungan dari masyarakat luas melalui kritik dan masukan konstruktif.