Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Menulis Itu seperti Lidah dan Rasa

24 Juni 2016   15:51 Diperbarui: 24 Juni 2016   21:09 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yayat (kiri) dan Yos Mo, sang moderator/gambar dari facebook Rahab Ganendra.

Profesional

Bila Yayat dekat dengan Rossi dan telah mewujudkannya dengan berbagai cara, Kang Jalu memiliki cara tersendiri. Sebagai seorang jurnalis olahraga, Kang Jalu juga tak bisa menutup diri sebagai penggemar sepak bola.

Ia mengaku Liverpool mendapat tempat utama di hatinya. Selain itu ia juga menggemari klub Inggris lainnya yakni Crystal Palace. Alasannya menyukai Crystal Palace pun sederhana yakni lantaran pada suatu ketika pernah mengalahkan Manchester United.

Namun demikian sebagai seorang jurnalis, Kang Jalu selalu berusaha untuk menampilkan diri secara profesional. Profesionalisme dalam menulis itulah yang kemudian dibagikannya dalam tajuk Reporting Sports Story.

Hemat saya, ada beberapa poin penting dari pemaparan Kang Jalu yang bisa dipetik oleh para blogger. Pertama, memanfaatkan potensi unggul. Menurut Kang Jalu, blogger memiliki sejumlah keunggulan yang tak dimiliki para jurnalis. 

Bila seorang wartawan terikat dengan target, deadline, ruang, atau juga framing tertentu, tidak demikian dengan blogger. Waktu lebih luas sehingga seorang blogger bisa lebih fokus dan leluasa untuk menulis.

Keunggulan inilah yang sejatinya menjadi modal untuk menghasilkan tulisan yang bermutu dengan gaya tulisan tertentu dan karakter yang kuat. Ditambah dengan riset yang kuat dan perencanaan yang matang, rasa ingin tahu yang tinggi, visualisasi yang kreatif (penambahan gambar, video dll), maka bukan mustahil akan menghasilkan tulisan yang bernas dan diapresiasi.

Kang Jalu dengan gayanya yang
Kang Jalu dengan gayanya yang
Seperti sudah disinggung sebelumnya, pengalaman para blogger di Inggris bisa menjadi rujukan. Dalam pemberitaan dan pengupasan masalah, mereka lebih didengarkan ketimbang tulisan dari media arus utama.

Kedua, berani tampil beda. Menurut Kang Jalu, dan sebagaimana kecenderungan umum, tulisan yang berbeda dari kebanyakan akan mendapatkan respon yang lebih. Mengikuti arus informasi atau topik yang sedang hangat diperbincangkan (riding the waves) boleh saja. Malah penting. Namun, melihat dan mengangkat sisi lain dari arus umum itu akan menjadi nilai lebih.

Namun, tampil beda atau nyeleneh tidak lantas berarti serampangan. Berkali-kali Kang Jalu menekankan soal objektivitas. “Boleh saja menjadi blogger ‘nakal’ tapi harus based on data.

Tak bisa dipungkiri data menuntut akses. Pada titik ini patut diakui, dalam arti tertentu, tingkat aksesibilitas seorang jurnalis lebih besar dari blogger. Namun, menurut kang Jalu dengan berkaca pada pengalaman Amerika Serikat, bukan mustahil pada suatu ketika baik blogger maupun jurnalis akan mendapatkan akses yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun