Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ekuador, Ujian Pertama Bongkar Pasang Carlos Dunga

4 Juni 2016   22:09 Diperbarui: 5 Juni 2016   04:29 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gabriel Barbosa/gambar dari Kompas.com

Selebihnya ada Jonas Goncalves Oliveira dan pemain muda Gabriel Barbosa. Jonas dipanggil untuk mengisi tempat Ricardo Oliveira yang dicoret karena cedera. Menariknya, seperti Oliveira, walau senior secara usia karir mereka bersama timnas terbilang hijau. Keduanya memiliki jam terbang di timnas yang sangat minim.

Pemanggilan kedua pemain senior tersebut di sisi tertentu menyiratkan krisis lini depan di tim Samba. Namun di sisi berbeda, mereka memiliki pengalaman yang mumpuni sebagai pemain profesional, ditempat di kompetisi Eropa.

Jonas yang baru 10 kali berseragam timnas, merupakan pemain tersubur kedua di Eropa musim ini setelah striker Barcelona berpaspor Uruguay, Luis Suarez. Bersama klub Portugal Benfica, pemain 32 tahun itu mencetak 37 gol dalam 48 pertandingan di semua kompetisi, atau 32 gol dalam 34 laga di pentas domestik. Ia tertinggal delapan gol dari Suarez yang mengukirnya dalam 35 partai La Liga.

Kemungkinan besar Jonas akan mengambil tempat di lini depan. Namun senioritas Hulk di timnas tetap diperhitungkan. Dari antara para striker yang dibawa ke AS, Hulk-lah yang tersubur dengan 12 gol. Musim ini ia pun tak kalah menggeliat di level klub. Ujung tombak 29 tahun itu menyumbang 21 gol bagi klub Rusia, Zenit St.Petersburg.

Gabriel Barbosa/gambar dari Kompas.com
Gabriel Barbosa/gambar dari Kompas.com
Selain itu, Brasil masih punya Gabriel Barbosa. Striker 19 tahun yang dianggap sebagai titisan Neymar Jr itu cukup cemerlang di level klub dan tim muda La Canarinha. Kecakapannya mencetak gol, tangguh dalam bola-bola udara, dan kesanggupan beroperasi di sektor sayap telah berbuah 19 gol dalam 74 pertandingan sejak debut bersama Santos pada 2013.  

Ditambah lagi sumbangan 18 gol saat berseragam timnas U-20 hingga U-23 mempertegas julukannya sebagai Gabigol. Seperti Neymar, Gabigol juga piawai mengeksekusi tendangan bebas.

Dengan demikian Dunga setidaknya memiliki dua pilihan di lini serang. Bagaimana dengan sektor lain? Di lini belakang kondisi Miranda yang masih rawan membuka peluang bagi bek Paris Saint-Germain Marquinhos.

Bahkan menurut laporan mlssoccer.com, pada salah satu sesi latihan beberapa waktu lalu, Dunga sudah memasangnya  bersama Gil, Dani Alves dan Filipe Luis. Tim ini dilengkapi dengan Casemiro, Elias, Renato Augusto, Philippe Coutinho, Willian dan Jonas di lini depan.

Sepertinya inilah formasi terbaik hasil racikan Dunga dari potongan-potongan bongkar pasang pemain untuk menunjukkan bahwa masa depan Selecao belum berakhir.

Sumber utama: mlssoccer.com, www.espnfc.us.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun